THE BAD BOYS OF AREMA - part 3 (habis)
Noh Alam Shah
Noh Alam Shah atau juga yang sering dipanggil Along, pernah mengungkapkan dalam interview dengan The New Paper tahun 2006 (media lokal Singapura), bahwa Dia mendapatkan panggilan “Along” saat terlibat dalam sebuah gengster ketika masih muda. “Along” yang dalam Bahasa China dan Bahasa Melayu adalah sebutan untuk “Kakak” atau “Pemimpin” dalam kelompok geng China (triad). Along adalah striker sempurna, Dia memiliki kekuatan fisik, tidak kenal lelah, unggul kecepatan, kuat dalam duel bola udara, dan oportunis didaerah gawang lawan. Namun Along juga merupakan sosok yang kontroversial bahkan sejak sebelum bergabung dengan Arema. Muhammad Ridhuan yang merupakan rekan sekompatriot Along pernah menuturkan bagaimana temperamen dan kontroversialnya rekannya itu.
Noh Alam Shah atau juga yang sering dipanggil Along, pernah mengungkapkan dalam interview dengan The New Paper tahun 2006 (media lokal Singapura), bahwa Dia mendapatkan panggilan “Along” saat terlibat dalam sebuah gengster ketika masih muda. “Along” yang dalam Bahasa China dan Bahasa Melayu adalah sebutan untuk “Kakak” atau “Pemimpin” dalam kelompok geng China (triad). Along adalah striker sempurna, Dia memiliki kekuatan fisik, tidak kenal lelah, unggul kecepatan, kuat dalam duel bola udara, dan oportunis didaerah gawang lawan. Namun Along juga merupakan sosok yang kontroversial bahkan sejak sebelum bergabung dengan Arema. Muhammad Ridhuan yang merupakan rekan sekompatriot Along pernah menuturkan bagaimana temperamen dan kontroversialnya rekannya itu.
“Ketika Final Piala Singapura 2007, Alam Shah yang membela Tampines Rovers terlibat insiden dengan sesama rekannya di timnas Singapura, Daniel Bennett yang saat itu membela SAFFC. Saat duel perebutan bola, lutut Along terbang mendarat di kepala Daniel Bennett. Dan keributan antara keduanya pun terjadi, namun ketika berusaha dipisahkan, Along justru menendang kepala bek naturalisasi Singapura tersebut hingga terkapar dan dilarikan ke rumah sakit,” tutur Ridhuan. “Luar biasanya ketika Alam Shah melakukan hal itu di hadapan presiden yang menonton,” tambahnya sambil tertawa.
“Di Liga Singapura dia dikenal sebagai pemain keras, kalau derby Tampines Rovers lawan SAFFC hampir pasti dia dapat kartu merah. Karakternya memang seperti itu, dia berasal dari daerah keras saat masih kecil. Tapi dia baik, sangat profesional, dan pemain yang hebat,” cerita Ridhuan mengenai pemain yang mengajaknya bergabung ke Arema tersebut.
Dari Negeri Singa ke Kandang Singa
Setelah hijrah ke Arema Along langsung menjadi idola para Aremania, gaya bermainnya keras dan juga gol-golnya menyihir kita semua. Total 14 gol yang berhasil di kemas Along di musim pertamanya di Arema dan sekaligus berhasil mengantarkan Arema sebagai juara ISL 2009/2010 dan Runner Up Piala Indonesia 2010. Namun kontrovesi tetap mengikuti langkahnya hingga ke Malang, akibat karakternya yang keras.
Masih segar dalam Ingatan bagaimana Kita dibuat ketar-ketir, ketika insiden terjadi antara Alam Shah dan F.X. Yanuar, 4 Mei tahun lalu pada pertandingan ISL di Stadion Kanjuruhan saat Arema berhasil menang atas Persela dengan skor 2-1. Banyak kalangan Aremania yang menilai, bahwa ini bakal menjadi dejavu atau ulangan kejadian seperti yang di alami Pacho dan Mbamba yang dihukum dengan terusir dari Liga Indonesia. Apalagi tindakan itu dilakukan ketika pertandingan ditayangkan live dan disaksikan perwakilan dari AFC, yang sengaja datang untuk memberikan penilaian terhadap ke-profesionalisme-an Arema Indonesia. Benar-benar di depan mata mereka. Bahkan wakil AFC itu terlihat geleng-geleng kepala melihat kejadian tersebut.
Namun, Along masih beruntung dari dua pendahulunya yang sama-sama Bengalnya, Along hanya di dihukum larangan tiga kali pertandingan pada musim kompetisi tahun 2010/2011 dan denda Rp. 50.000.000,- karena tingkahlaku buruk memegang kemaluan dan menendang pemain Persela Lamongan F.X. Yanuar saat Arema menjamu Persela.
Tak cukup disitu, Along sampai harus menyampaikan permintaan maaf atas kartu merah yang didapatnya ketika tim Singo Edan dikalahkan Sriwijaya FC 2-1 pada pertandingan final Piala Indonesia 2010 di Stadion Manahan Solo. Noh Alam Shah diusir keluar lapangan pada menit ke-20 akibat “tendangan Jet Lee”nya terhadap bek Sriwijaya FC, Preciouse Emuejeraye. Akibat kekurangan jumlah pemain, Arema pun akhirnya harus menelan kekalahan dari Palembang dan harus puas menjadi Runner Up Piala Indonesia.
Namun, kini Along seolah menjelma menjadi orang yang berbeda. Sejak Piere Njanka hengkang dari Arema, Along pun ketiban tugas menjadi Kapten dari skuad Arema. Tugasnya memimpin rekan-rekannya di lapangangan hijau membuat dirinya menjadi lebih tanggung jawab dan kalem dilapangan ga seperti musim lalu. Imbasnya perolehan gol Along juga menurun dari musim kemarin, tapi Arema masih punya banyak gol getter lain selainnya.
Along dan rekan senegaranya Ridhuan kini dikabarkan bakal meninggalkan Arema, diindikasikan dengan absennya dibeberapa pertandingan terakhir Arema, benar atau tidak Along sudah menjadi bagian Arema. Sekali Arema tetaplah Arema, walaupun pemain tersebut sudah tak lagi berkostum Arema. Keras, tak kenal takut, akrab dan setia kawan Along adalah Ikon Arema terhadap perjuangan Arema, ditengah badai dan bencana namun tak kenal menyerah hingga menjadi juara. Di nanti aksi-aksi The Bad Boy of Arema lain, pengganti mereka yang telah terhukum dan terusir demi Arema.
Salam Satu Jiwa
0 komentar: