THE BAD BOYS OF AREMA - part 2
Emile Bertrand Mbamba
Mbamba, adalah satu-satunya pemain asing Liga Indonesia yang pernah bermain di ajang UEFA Champions League. Saat memperkuat klub Israel Maccabi Tel Aviv, Mbamba sempat mencetak gol ke gawang Juventus dsaat Penyisihan Grup C. Dan dari gol tersebut ternyata menodai rekor clean sheat dan kemenangan 100% Juventus. Di Arema, Mbamba tercatat mampu mencetak 17 gol dari 23 kali pertandingan selama musim Liga Indonesia 2007-2008 dan ISL 2008. Ia mempunyai kontribusi besar dalam mengantarkan Arema menembus babak 8 besar di Liga Indonesia 2007-2008. Di musim pertamanya bersama Arema ia baru memperkuat tim ketika sudah memasuki putaran kedua. Mbamba adalah striker potensial, tak jarang gol yang berhasil dileskkanya adalah gol cantik yang berkelas. Seperti gol yang dicetak lewat tendangan voli dari luar kotak pinalti ketika Arema mengalahkan Persiba Balikpapan 3-0. Namun sayang, ketika menginjak pertengahan Putaran I ISL 2008/2009 Mbamba harus menerima sanksi dilarang mengikuti sepakbola Indonesia selama 5 tahun oleh Komdis PSSI.
Mbamba, adalah satu-satunya pemain asing Liga Indonesia yang pernah bermain di ajang UEFA Champions League. Saat memperkuat klub Israel Maccabi Tel Aviv, Mbamba sempat mencetak gol ke gawang Juventus dsaat Penyisihan Grup C. Dan dari gol tersebut ternyata menodai rekor clean sheat dan kemenangan 100% Juventus. Di Arema, Mbamba tercatat mampu mencetak 17 gol dari 23 kali pertandingan selama musim Liga Indonesia 2007-2008 dan ISL 2008. Ia mempunyai kontribusi besar dalam mengantarkan Arema menembus babak 8 besar di Liga Indonesia 2007-2008. Di musim pertamanya bersama Arema ia baru memperkuat tim ketika sudah memasuki putaran kedua. Mbamba adalah striker potensial, tak jarang gol yang berhasil dileskkanya adalah gol cantik yang berkelas. Seperti gol yang dicetak lewat tendangan voli dari luar kotak pinalti ketika Arema mengalahkan Persiba Balikpapan 3-0. Namun sayang, ketika menginjak pertengahan Putaran I ISL 2008/2009 Mbamba harus menerima sanksi dilarang mengikuti sepakbola Indonesia selama 5 tahun oleh Komdis PSSI.
Saat itu Komisi Disiplin diketuai oleh Hinca Pandjaitan, memutuskan melarang Mbamba untuk bermain di Indonesia selama 5 tahun dan juga didenda Rp 50 juta. Mbamba dianggap melanggar empat pasal Kode Disiplin sekaligus. Yakni Pasal 49 ayat 1B, pasal 53 ayat 1, pasal 58 ayat 1 dan pasal 60 ayat 1. Dalam putusan yang disampaikan Wakil Ketua Komdis, Bernhard Limbong ketika itu, bukan hanya Mbamba yang terkena Sanksi, tapi juga beberapa elemen Arema.
1. Ekoyono Hartono, Manajer Arema, dilarang aktif di sepak bola selama 6 bulan dan denda Rp 20 juta.
2. Meiga Kurnia, Kiper Arema, dilarang aktif di sepak bola selama satu tahun plus denda Rp 50 juta
3. Emile Bertrand Mbamba, Striker Arema, dilarang bermain di Indonesia selama lima tahun, plus denda Rp 50 juta
4. Alexander Pulalo, Kapten Arema, didenda Rp 20 juta
5. Panpel Arema didenda Rp 20 juta, plus partai usiran untuk dua pertandingan.
2. Meiga Kurnia, Kiper Arema, dilarang aktif di sepak bola selama satu tahun plus denda Rp 50 juta
3. Emile Bertrand Mbamba, Striker Arema, dilarang bermain di Indonesia selama lima tahun, plus denda Rp 50 juta
4. Alexander Pulalo, Kapten Arema, didenda Rp 20 juta
5. Panpel Arema didenda Rp 20 juta, plus partai usiran untuk dua pertandingan.
Semua ini buntut dari kisruh saat partai Arema menjamu PKT Bontang, di Kanjuruhan, pada lanjutan kompetisi ISL 2008. Mbamba dilaporkan BLI karena dianggap telah melanggar etika sebagai pemain profesional. Yakni membanting papan pergantian nama setelah dirinya diusir wasit Suprihatin asal Magelang.
Sebenarnya, kericuhan ini dipicu berbagai keputusan wasit dinilai sering merugikan dirinya dan pemain Arema lainnya. Puncaknya terjadi pada menit ke-77. Saat itu dirinya berbenturan dengan Tito Purnomo. Mbamba mengaku dirinya dipukul oleh Tito, namun wasit tak memberikan sanksi apapun kepada pemain PKT tersebut. "Aku lantas menghampiri wasit. Aku tanya mengapa dia (Tito) tak dikartu, padahal pelanggaran itu dilakukan di depan asistennya," terangnya.
Tapi, jawaban yang didapat Mbamba dari wasit asal Magelang tersebut belum memuaskan dirinya. Menurut versi Mbamba, Suprihatin malah berkata bahwa dirinya tak berhak bicara seperti itu ke wasit. "Lalu aku tanya mengapa tak pantas. Kalau aku tak boleh memukul, sedangkan pemain lain boleh memukul. Ini tak adil. Tiba-tiba dia keluarkan kartu kuning," sambung mantan pemain Vitesse Arnhem, Belanda ini.
Setelah diberi kartu kuning, Mbamba mengaku emosinya semakin meledak. Dia masih terus mengejar wasit dan mengatakan bagus. Kemudian dia menanyakan kepada wasit mengapa tak memberinya kartu merah sekalian agar dirinya tak bisa main lawan Persija. Sesaat kemudian, wasit lalu mengganjarnya dengan kartu kuning kedua (kartu merah tak langsung).
Penyesalan memang selalu datang belakangan. Striker Arema Emile Bertrand Mbamba akhirnya mengakui bahwa dirinya tak bisa menahan emosi saat sehingga berbuah kartu merah tak langsung bagi dirinya.
"Saya memang emosi saat itu. Sebab, dengan kartu yang saya terima, saya tak bisa main lawan Persija," Ujarnya. Mbamba dianggap sering melakukan protes berlebihan kepada wasit, sehingga memprovokasi pemain lain dan juga suporter menjadi anarkis.Seperti peristiwa "Kediri Obong" ketika tiga gol Mbamba dianulir wasit ketika Arema berhadapan dengan Persiwa di Babak 8 Besar LI 2007/2008. Mbamba dianggap sebagai provokator dengan protes-protesnya kepada wasit yang memicu Aremania berbuat rusuh dan membakar Stadion Brawijaya kebanggaan Persikmania. Itulah juga yang menajdi pertimbangan PSSI menghukum Mbamba.
Diluar emosinya yang meledak-ledak, Emile Bertrand Mbamba adalah striker yang komplit, punya skill yang bagus dan punya pengalaman yang bagus sebelum bergabung di Arema. Mbamba adalah ikon Arema terhadap perlawanan melawan ketidakadilan dari wasit dipersepabolaan Indonesia. (bersambung)
0 komentar: