UNITE IN ONE SOUL
TAHUN 2011, seolah-olah menjadi tahun sial bagi Arema. Betapa tidak, tahun lalu 2010 Arema adalah rajanya sepak bola di Indonesia dengan menjadi jawara Liga super Indonesia, namun kini kebalikannya. Berbagai rentetan Episode yang tak menyenangkan terjadi terhadap Arema, hingga kini nyaris terpecah-belah dengan berbagai konflik internal, krisis finansial, hingga menurunnya mental pemain yang berujung permainan dilapangan yang tak maksimal..
2011 dtandai dengan lahirnya Liga Primer Indonesia (LPI), sebuah kompetisi tandingan dari Liga Super Indonesia (LSI) yang digagas oleh Bos Grup Medco, Arifin Panigoro. Tercatat 3 klub LSI memilih untuk hijrah ke kompetisi yang katanya lebih profesional ini, 3 klub tersebut yaitu Persema, Persibo dan PSM. Berkurangnya jumlah peserta di liga praktis mengurangi jumlah pertandingan di LSI, dan bagi Arema yang mengandalkan sebagian pendapatan dari tiket pertandingan hal ini cukup merugikan. Derby Pride of Ngalam, yang digadang-gadang bakal meghasilkan pendapatan 1 Milyar lebih akhinrya gagal. Dari LPI ini juga, perpecahan di internal terjadi hingga seolah-olah ada 2 kubu yang berbeda haluan tapi sama-sama mempunyai kewenangan mengelolah Arema.Yaitu M Nur, Ketua Yayasan sekaligus plt Direktur PT. Arema Indonesia yang ujug-ujug muncul dalam acara deklarasi LPI, sehingga LPI sempat mengklaim Arema sebagai salah satu pesertanya. Namun Abriadi Muhara selaku Pelaksana Harian Arema membantahnya, dan mengatakan bahwa M Nur dah lama ga aktif di Arema. Ketertarikan pihak LPI terhadap Arema sempat menjadi polemik hingga menimbulkan kegeraman Aremania untuk bersuara untuk menolak LPI.
Awal 2011 juga menjadi awal dimulainya putaran kedua LSI dan juga Liga Champion Asia. Namun disinilah episode kesialan dimulai, karena krisis finansial yang lama diderita Arema mulai mengganggu kinerja anak-anak Arema. Sepulang dari melakoni laga di Osaka, Along cs sempat melakukan mogok bertanding, seharusnya mereka dari Jepang langsung menuju Jayapura untuk melanjutkan jadwal Putaran Kedua LSI, tapi malah balik ke Malang. Tanpa persiapan matang, kurang latihan, ditambah waktu yang mepet, hingga pada akhirnya mental bertanding punggawa Singo Edan ga bisa100%, dan hasilnya kalah melulu di Tanah Papua. Episode kekalahan Arema pun semakin menjadi-jadi kala melakoni laga Champion Asia, Arema hanya sempat menahan seri Shandong Luneng di kanjuruhan, selebihnya adalah, kalah dan kalah lagi. Krisis finansial yang mendera Arema yang tak kunjung usai dan terselesaikan memang mengikis persiapan dan konsentrasi anak-anak Arema. Ditambah dengan berkurangnya Animo Aremania yang hadir untuk mendukung Arema di Champion Asia menambah beban Zulkifli dkk untuk melawan tim-tim jawara dari Asia Timur. Beberapa kali, pertemuan, beberapa kali janji, beberapa kali dapat sponsor, sumbangan dari Aremania hingga Program Tiket Tanpa Nonton, tapi semua itu masih belum cukup mengobati Singa yang lagi terluka.
Puncak dari Episode kesialan dan kekalahan Arema adalah saat-saat ini, ketika manajemen mengakui menyerah dan angkat tangan karena tak mampu mengelola Arema. Utang yang menumpuk dari gaji pemain, pelatih hingga pegawai yang lom terbayarkan, terlalu berat bagi manajemen untuk menanggulangi. Dan diputuskan untuk menjual Arema ke Investor dengan kisaran harga 30 M secara lelang. Beberapa perusahan kelas kakap, calon investor potensial pun dikabarkan mulai tertarik seperti dari MNC Grup, Bakrie Grup, Medco Grup hingga Yanmar. Namun kenyataannya hingga saat ini, lom ada satupun investor yang ssecara resmi mengambil alih manajemen Arema. Kondisi internal manajemen Arema sendirilah yang ditengarahi menyebabkan Investor enggan dengan segera mengambil alih Arema. Konflik di internal manajemen yang melibatkan nama M Nur, dan kosongnya berbagai pos dijajaran manajemenn mendesak untuk dibenahi sebagai jalan Invesor untuk masuk. Karena tanpa manajemen dibenahi, percuma siapapun Investornya, berapapun duitnya, Arema pasti ga akan lepas dari bayang-bayang krisis finansial lagi
Arema yang pada akhir putaran pertama mampu bertengger di posisi 2 klasemen sementara, kini turun ke peringkat 5 di gusur oleh Persija, Persisam dan Semen Padang. Seperti halnya nasib dunia persepakbolaan Indonesia yang berada di ujung tanduk, begitu juga Arema. Kita semua tau Arema bukan sekali atau dua kali mengalami krisis seperti ini, namun kini bukan waktunya kita berdiam diri. Gelorakan semangatmu, suarakan nyayianmu, gerakkan tubuhmu, Ayo dukung Arema sepenuh satu jiwamu. Tunjukkan Kita masih ada, dimanapun dan apapun keadaan Arema sekarang. Nawak-nawak pasti merindukan melihat aksinya, dan pasti Merekapun merindukan dukungan Kita. Sebulan lamanya kita tak melihat Singa-singa bola Arema berlaga, mari teriakkan namanya bersama-sama, nanti tanggal 29 Mei 2011. BANGKIT AREMA!!!
Siapapun Dirimu, Dimanapun Dirimu
Jika Umak Mengaku Sebagai AREMA, AREMANIA dan AREMANIA
Saatnya Kita Bersatu, Bersatu Dalam Satu Jiwa
UNITE IN ONE SOUL
Salam Satu Jiwa
0 komentar: