JIKA AREMA MERASA SENDIRIAN DI KANJURUHAN

20.47 [Ai] Arema Indie 2 Comments


MUSIM kemarin, 2009/2010 bisa dikatakan masa keemasan Arema dan Aremania, karena disaat itulah Arema berhasil merajai pentas Liga Indonesia dengan meraih Juara Liga Indonesia untuk pertama kalinya. Dan dimusim itu juga para pemain Arema yang sebelumnya ga dikenal menjadi naik daun dan beberapa terpilih masuk skuad Timnas Garuda, menjadi dikenal diseluruh Indonesia. Itu semua tak lepas dari jasa mantan pelatih Robert Rene Albert yang gemar memainkan bibit muda potensial yang ada daripada mencari bintang yg udah mapan. Saat itu serasa terbayarkan semua kerja keras dan loyalitas Aremania yang tak kenal lelah mendukung Arema. Hal ini tercermin kala pertandingan terakhir musim lalu, ketika puluhan ribu Aremania dari berbagai penjuru Indonesia tumplek blek di Senayan. Bagaikan pesta Aremania  disana.

Namun saat ini di Musim 2010/2011, Arema seakan berat untuk mempertahankan mahkota juara yang diraihnya musim lalu itu. Walaupun sampai saat ini Arema belum terkalahkan di kandang pada pentas Liga, tapi itu ga cukup jika ingin mempertahankan gelar. Karena selain dibutuhkan konsisten di dalam kandang, untuk jadi juara harus mampu meraih poin dikandang lawan. Oleh karena itu beberapa kekalahan kemarin dikandang Pelita dan Semen Padang membuat langkah arema semakin berat mengejar rival2nya. Walaupun dengan dalih padatnya jadwal  yang g membuat Arema kalah, tetapi seharusnya Arema bisa lebih dari itu jika ingin tetap bersaing dipapan atas. Selain berat mempertahankan gelar juara di liga domestik, Arema secara meyakinkan juga tersingkir secara menyakitkan di Ajang Liga Champion Asia. Walaupun saat perandingan pertama Arema cukup mengejutkan lawannya tim2 jawara di liga Asia, namun akhirnya kualitas dan mental juara berbicara. Secara menyakitkan Arema harus jadi lumbung gol baik saat tandang maupun laga kandang di Kanjuruhan.

ULTRAS CEREZO BOYS di tribun VIP Kanjuruhan
 Puncaknya kemarin, ketika Arema dipermalukan Cerezo Osaka di kanjuruhan dengan 4 gol tanpa balas. Selain Arema dipermalukan kalah oleh Srigala dari Osaka, Arema juga dipermalukan dengan sedikitnya Aremania yang hadir sehingga para  punggawa Arema merasa sendirian seperti main dikandang lawan. Tercatat pada laga Selasa kemarin itu, hanya ada sekitar 3 ribuan penonton, ini adalah rekor penonton Arema paling sepi di laga resmi sejak Arema berdiri. Dari 3 ribu penonton, sekitar 1300an adalah dari suporter Cerezo Osaka yang terdiri dari belasan suporter Cerezo yang menamakan diri sebagai Ultras Cezero Boys yang datang langsung Jepang dan 1200an karyawan Perusahaan Yanmar yang dimobilisasi dari Pabrik2 Yanmar di Pandaan dan Bogor. Sedangkan Aremania yang hadir di Kanjuruhan saat itu hanya sekitar 1700an. Padahal saat konferensi pers bersama antara Arema dan Cerezo sebelum pertandingan, Janu dah menegaskan bahwa anak2 Arema membutuhkan kehadiran Aremania untuk menaikkan motivasi saat lapangan. "Aremania datanglah ke Stadion..." pinta Miro saat di konferensi pers tersebut.

Selain mengeluhkan minimnya Aremania yang hadir, pemain Arema juga mengeluhkan tingkat partisipasi manajemen dalam mendampingi anak2 Arema saat bertanding. Menurut salah satu pemain, bahwa sejak laga tandang ke markas Pelita ga ada perwakilan manajemen yang mendampingi. Usai bertanding kontra Cerezo, pemain sekelas Zulkifli Syukur pun meluapkan uneg2nya ke Twitter. Dalam akun Twitternya Zulkifli menulis, “Pengurus tidak datang, Aremania sedikit yang datang, kami seperti bermain di kandang lawan." Apakah ini tanda2 ada perpecahan di manajemen dan juga tanda2 menurunnya loyalitas Aremania terhadap Arema?

Saling Membutuhkan
Seperti itulah hubungan Arema dan Aremania, satu sama lain adalah saling membutuhkan. Ibaratnya  Arema ga akan berarti jika tanpa hadirnya Aremania dan Aremania ga akan ada jika ga ada Arema. Aremania datang ke Stadion untuk memberikan dukungan, motivasi juga semangat, serta dari tiket Aremania yang hadir pula Arema dihidupi. Sedangkan Arema membalasnya dengan bermain dengan sepenuh hati dan mempersembahkan kemenangan untuk Aremania. Sesuai apa yang diungkapkan Roman Chmelo saat konferensi pers, sebelum laga menjamu Cerezo, "Kami bermain untuk Aremania yang sudah mendukung kami sepanjang musim ini, sehingga kedatangan Aremania ke Kanjuruhan sangat berarti kepada kami. Pride (kebanggaan) untuk menang dan menyenangkan Aremania akan membuat kami termotivasi melakukan kerja keras untuk memenangkan pertandingan, tidak ada kata menyerah" tegas pemain yang dijuluki CR9 ini.

Namun apa yang terjadi jika Arema bermain di Kanjuruhan tapi merasa sendirian, seperti itulah yg terjadi ketika Arema menjamu Cerezo kemarin. Arema tampil tanpa didampingi oleh perwakilan manajemen dan juga puluhan ribu pendukung setianya. Kanjuruhan yang biasanya biru dan riuh oleh aksi kreatif Aremania, namun pemandangan kontras terjadi ketika tribun di Kanjuruhan terlihat kosong melompong. Alhasil Anak2 Arema pun bermain seperti Singa kurang darah, dan Aremania yang hadir kalah semangat oleh Ultras Cerezo Boys yang terlihat lebih terorganisir dari atribut hingga mobilisasi (maklum soalnya mereka disponsori perusahaan besar). Motivasi anak2 Arema saat itu seperti mati, jauh berbeda seperti saat Arema tandang di markas Cerezo di Osaka yang tampil impresif. Dan akhirnya hasilnya adalah antiklimaks bagi Arema. Janu pun mengaku sangat kecewa atas hasil yang diraih, namun Ia tak mau menyalahkan anak2 asuhnya yang sudah berjuang sekuat tenaga. "Kita semua berharap bisa bermain maksimal, tapi kita kayak main di kandang lawan, coba lihat Pengurus Arema tidak datang, Aremania sedikit. Kita bermain untuk siapa?" keluh Janu.
Dukungan penuh Aremania kala Arema menjamu Jeonbuk, sayang harus berakhir dengan kekecewaan
Indikasinya Berkurangnya dukungan Aremania dimulai ketika Arema kalah dari Jeonbuk, saat itu ekspektasi Aremania  begitu besar untuk melihat Arema menang atas wakil Korea tersebut. Puluhan ribu Aremania yang sudah memenuhi Kanjuruhan pun terpaksa kecewa, ketika Arema malah dipecundangi dengan 4 gol tanpa balas oleh Jeonbuk. Tampak jelas kekecewaan Aremania kala itu, ditunjukkan dengan aksi beberapa oknum Aremania yang melakukan pembakaran sampah di tribun seusai laga dan sempat bersitegang dengan pihak keamanan. Setelah laga tersebut,  Aremania ga pernah memenuhi Kanjuruhan terutama pada laga di kompetisi Champions Asia.

Dari indikasi tersebut, bisa disimpulkan inilah ujiannya sebenarnya. Apakah Aremania hanya mau mendukung Aremania jika menang saja? Apakah Loyalitas Tanpa Batas, hanya sebatas jargon belaka? (pertanyaan yang hanya bisa jawab oleh Aremania sendiri)

Beberapa nawak beralasan bahwa, sepinya Kanjuruhan saat itu adalah karena hari itu (selasa) adalah hari kerja, bukan akhir minggu. Saat itu juga bertepatan dengan hari ujian sekolah bagi nawak Aremania Halokes, dan juga ada juga yang bilang lagi kanker (kantong kering). Apapun alasannya, pemain Arema juga manusia, butuh perhatian dari manajemen dan Aremania. Hadirnya wakil manajemen dan dukungan Aremania adalah wujud dari perhatian itu. Selain itu akibat minimnya Aremania yang datang ke Kanjuruhan, pendapat dari tiket juga ikut berkurang. Hal ini diprediksi bakal menimbulkan kesulitan disaat Arema melakukan away ke markas Jeonbuk Hyunday Motors di Korea nanti.

Tapi harapan itu masih ada, jika di LCA Arema dah tersingkir dan di Liga peluang mempertahankan juara menipis. Arema masih berkesempatan mengadu nasib di pentas Piala Indonesia. Sebelum pentas Piala Indonesia bergulir ada baiknya Kita berbenah diri. Lupakan suporter terbaik, lupakan suporter terbesar, lupakan suporter terkreatif, karena nyatanya Aremania  sama dengan suporter didaerah lain...  Sama Rasisnya, sama lagunya, sama goyangannya, dll.. Lebih baik Kita berkonsentrasi bagaimana mendukung Arema lebih baik lagi, bagaimana meningkatkan motivasi pemain dan menyelamatkan tim kebanggaan kita dari keterpurukan.

Inilah saatnya kita gemakan lagi, dimanapun saat Arema bermain :
“Satukan Tekadmu, Kobarkan Semangatmu, Kami Aremania Selalu Mendukungmu!”
Jangan biarkan Arema merasa sendirian lagi!

Salam Satu Jiwa

2 komentar:

  1. wahh kalo kaya gini mana bisa menang

    BalasHapus
  2. Semua harus bersatu Kembali...
    “Satukan Tekadmu, Kobarkan Semangatmu,
    Kami kan Selalu Mendukungmu!”

    BalasHapus