INILAH CINTA SEJATI ITU

22.33 [Ai] Arema Indie 0 Comments

Mesra Aremania dan Jakmania

LUAR BIASA, itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan pertandingan Arema menjamu Persija kemarin petang. Ada beberapa hal yang membikin pertandingan ini menjadi luar biasa, pertama jelas karena Singo Edan berhasil menang dan mendapat poin penting, kedua karena suasana atau atmosfir stadionnya, dan ketiga karena cinta.

Kemarin, Minggu 10 April 2011, hujan deras mengguyur Stadium of De Kanjuruhan, mengiringi pertarungan gladiator-gladiator lapangan bola dari dua tim yang dijuluki Singo Edan dan Macan Kemayoran. Arema yang dituntut menang demi menguntit pemuncak klasemen Persipura sekaligus menggusur Persija dari posisi 3 klasemen sementara, memulai babak pertama bak kesetanan dengan trus-menerus meneror pertahanan anak-anak Jakarta. Alhasil, pada menit ke 4 terjadi kemelut di kotak pinalti Persija yang berujung pelanggaran terhadap Roman Chmelo, dan seketika itu wasit asal Malaysia tanpa ampun menunjuk titik putih sebagai tanda pinalti dan pinaltipun dieksekusi sempurna oleh pemain yang dijuluki CR9. (inilah mungkin yang disebut, klo ga kenal maka ga sayang, wasit asal Malaysia yang ga kenal para pemain Indonesia keliatan galak malam itu, apalagi dengan kumisnya yang tebal. Mungkin klo yang mimpin wasit lokal, malah galakkan pemain bolanya).

Dan akibat dari gol tersebut, skuad Persija semakin bernafsu menyerang dan mampu mengimbangi agresifitas Bustomi dan kawan-kawan. Namun justru skor semakin besar di menit 17, saat Sang Joker Sunarto mampu membelokkan bola tendangan Zulkifly, dan membuat debut kiper baru Persija Jendry Pitoy ternoda dengan harus memungut bola dari gawangnya untuk kedua kali. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum untuk Arek-arek Malang. Dibabak kedua, petaka datang saat menit 52 Singo Edan harus bermain dengan 10 orang setelah wasit mengusir Sunarto dengan kartu merah. Sunarto out karena pelanggaran konyolnya dengan sengaja menghadang bola dengan tangan. Meskipun begitu Persija masih saja sulit menjebol gawang Kurnia Meiga, walau udah unggul jumlah pemain. Hingga Rahmad Darmawan pun menurunkan legenda hidup sekaligus ikon Persija, Bambang Pamungkas. Dan dari heading Bambang lah skor berubah menjadi 2-1, walaupun para pemain Persija lebih menyerang daripada anak-anak Arema yang lebih defensif,  namun banyak peluang yang terbuang dan skor ga berubah hingga laga usai dan Arema tetap menjadi pemenang pada laga tersebut. Ini bukan balas dendam yang terbalaskan, tapi wajib hukumnya menang dikandang.

Empat atau Lima Suar sekaligus dari Jakmania, sebagai pembukaan laga ini. (foto wearemania.net)

Atmosfer
Hujan yang deras tak bisa menghalangi gemuruh dan goyangan 32 ribu Aremania dan ratusan Jakmania yang hadir meenuhi tribun di Kanjuruhan. Nyanyian yang tiada henti, bendera raksasa dikibarkan, obor suar dinyalakan.. Jika nawak liat ditipi, bakal serasa nonton liga itali. Ini  tak lepas dari datangnya tamu dari Jakarta, yaitu Jakmania yang telah lama berhubungan mesra denggan Aremania. Sambutan yang meriah kepada The Jak sekaligus tekanan kepada para pemain Persija langsung terdengar. Koor Aremania dipandu dirijen Yuli Sumpil, "Bantai Persija.. Bantai Persija, di Kandang Singa," membahana di seluruh sudut Kanjuruhan, menelan nyanyin Jakmania yang kalah jumlah. Inilah ucapan selamat datang  kepada Jakmania dan Persija di Malang dari Aremania. Seakan ga mau kalah dari Aremania, anak-anak Orenz Jakmania menyalahkan 4 atao 5 suar sekaligus pembukaan laga ini, membuat merah suasana Kanjuruhan. Jika disimak baik-baik klo nawak nonton di antv, nyanyian Aremania sempet di sensor pada bagian yang dianggap rasis/menyudutkan kelompok lain, malah ada bagian yang seluruh lagu diganti  lagu lain. Bener-bener janggal dengernya tapi ga mengurangi atmosfer yang wah saat itu. Apalagi ketika Roman mampu menceploskan gol pinalti ke gawang Jendry Pitoy, giliran Aremania menyalakan suarnya untuk merayakan gol Sang Roman King, ditambah sorak sorai bergemuruh seKanjuruan menambah luar biasa atmosfir laga big match penuh gengsi ini ditengah  guyuran hujan.deras. Mungkin ini Atmosfir pertandingan terbaik di Kanjuruhan musim ini, bahkan ketika lawan Persipura ga sehebat ini.

Kepulan asap dari Suar Aremania, mewarnai laga penuh gengsi dan keras ini. (foto wearemania.net)

Cinta
Inilah yang membuat Aremania begitu beda dengan suporter yang lain, Tiket dinaikan atau guyuran hujan deras, tak menghalangi Aremania untuk mendukung tim kesayangannya Arema. Betapa tidak,  dari jam 10 pagi Kanjuruhan sudah rame oleh nawak-nawak Aremania yang berdatangan, sehari sebelum pertandingan tiket sudah ludes dan bakal susah nyarinya. Inilah bukti nyata Cinta Aremania kepada Arema, tiket dinaikan, kehujanan, pulang kemalaman tak jadi soal. Bernyanyi, menari, bersorak terus menerus tanpa henti selama 2x45 menit. Tim mana yang ga akan berjuang keras jika didukung seperti itu. Seperti bensin tersamber api, semangat anak-anak Arema langsung terbakar oleh nyanyian Aremania dan hasilnya berbuah kemenangan.  Miroslav Janu pun tak ada habisnya berterima kasih atas hadirnya Aremania.

Dan Inilah Cinta Sejati Itu, 
Aremania memberikan Tiket dan Dukungan untuk Arema, 
Arema Berjuang dan Mempersembahkan Kemenangan untuk setiap Aremania dimanapun berada.

Salam Satu Jiwa

0 komentar: