AremaBogor Nominor Sursum Moveor

15.57 [Ai] Arema Indie 2 Comments



Selain terkenal dengan jargon atau moto "Salam Satu Jiwa" yang dipopulerkan oleh kelompok suporter Aremania yang jaman sekarang di copy kelompok suporter lain menjadi salam-salam yang lain, Malang juga mempunyai jargon yang tak kalah kerennya. Seperti moto resmi Kota Malang "Malangkuçeçwara" (baca: Malangkusheswara) yang diadopsi dari istilah dari zaman Ken Arok sewaktu menjadi penguasa Kerajaan Singosari. 

Nama Malangkuçeçwara terdiri atas 3 kata, yakni mala yang berarti kecurangan, kepalsuan, dan kebatilan; angkuça (baca: angkusha) yang berarti menghancurkan atau membinasakan; dan Içwara (baca: ishwara) yang berarti "Tuhan". Sehingga, Malangkuçeçwara berarti "Tuhan telah menghancurkan kebatilan" namun pada moto Kota Malang diartikan menjadi "Malangkuçeçwara" Tuhan menghancurkan yang bathil, menegakkan yang benar.


Bahkan dalam salah satu teori penelitian para ahli disebutkan bahwa asal mula Malang berasal dari istilah Malangkuçeçwara, walaupun masih banyak teorilain tentang asal usul nama Malang ini.

Malang Era Kolonial 
Sejak bumi Nusantara di jadikan daerah koloni jajahan kerajaan Belanda, di kota-kota besar Nusantara terutama yang daerah yang terdapat populasi orang Belanda yang tinggi, posisi strategis dan berpotensi berkembang, Belanda mendirikan pemerintahan yang disebut Gemeente. Seperti Bandung, Batavia, Makasar juga termasukGemeente Malang.

Gemeente adalah sebuah istilah dalam bahasa Belanda dan merupakan sebuah nama pembagian administratif. Kata gemeente merupakan istilah ilmu tata negara. Dalam bahasa Indonesia kata ini kurang lebih bisa diterjemahkan dengan "kotamadya". Pada zaman kolonial Hindia Belanda, sebuah kotamadya juga disebut gemeente, dan pemimpinnya ialah burgemeester (wali kota). 


Sejak jaman pra kemerdekaan Malang sudah terkenal sebagai daerah nan sejuk dan asri karena daerahnya berada di dataran tinggi yang dikelilingi pegunungan. Dan ternyata julukan Malang sebagai Kota Bunga sudah ada sejakjaman dahulu, hal tersebut diwujudkan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan adanya gambar bunga dan singa di lambang Gemeente Malang.

Selain mendapat predikat sebagai Kota Bunga, keindahan Malang ketika itu juga mendapat julukan Parijs van Oost-Java atau "Paris  dari timur Jawa". Orang Belanda juga menjuluki Malang sebagai Zwitserland van Java karena keindahan kotanya yang dikelilingi pegunungan serta tata kotanya yang rapi, layaknya negara Swiss di Eropa.

Konon singa pada lambang Gemeente Malang tersebut menjadi inspirasi logo singa klub sepakbola Arema selain karena Arema FC lahir pada bulan Agustus dan berzodiak Leo.
Kemudian moto yang disematkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, sewaktu Malang masih berupa Gementee adalah "Malang Nominor, Sursum Moveor" mengambil bahasa latin yang artinga "Malang Namaku, Maju Tujuanku. sesuai karakteristik daerah dan visi misi kedepan daerah itu akan dibawa.

Maka mengambil filosofi dari jargon Gemeente Malang buatan pemerintah kolonial Hindia Belanda, tahun ini Arema Bogor membuat kaos dengan menggandengkan nama Arema Bogor dengan identitas Malang era kolonial. Karena Arema bukan sekedar uruusan sepakbola, karena Arema adalah Arek Malang dan Arek Malang mamaku, terus maju adalah tujuanku membawa nama baik dan identitas Arema dimanapun berada. "Malang Nominor, Sursum Moveor.

Emblem Kota Malang pertama dibuat dari kayu tahun 1938 yang dipajang di Museum Malang Tempo Doeloe

2 komentar: