MEMPIDANAKAN SUPORTER SEPAKBOLA

15.57 [Ai] Arema Indie 0 Comments


Oleh: Ekomaung


Sebelum khalayak ramai mendapatkan info mengenai tewasnya suporter di RSCM, mungkin saya termasuk orang Bandung yang pertama mengetahui kabar tersebut, saya yang kemarin menyaksikan langsung persija VS PERSIB dari tribun pers mendapat kabar dari wartawan Jakarta asal Garut di depan saya bahwa dia mendapat kabar dari informannya yang seorang polisi bahwa ada suporter sepakbola yang tewas di RSCM (kebetulan wartawan tersebut bukanlah wartawan olahraga namun wartawan kriminal yang memang memiliki link di kepolisian, wartawan tersebut hadir di GBK memang hanya untuk menonton saja karena seorang garut yang sangat menggemari PERSIB).

Selama pertandingan saya memang melihat sekitar ada 4 insiden di tribun VIP dan VVIP, intinya adalah beberapa kawan bobotoh “kepergok” diantara ratusan jakmania yang hadir, ciri-ciri mereka memang jamak, yaitu memakai baju bebas/ non oranye, logika jakmania yang melakukan sweeping pun cukup rasional. Mereka menganggap orang yang duduk di kelas yang tiketnya mahal dan tidak beratribun maka layak diduga sebagai bobotoh. Dan untunglah kawan-kawan kita itu duduk di VIP yang jakmania-nya relatif tidak terlalu beringas, juga karena di “kelas-kelas mahal” itu polisi dapat segera menjangkau mereka untuk diamankan, entah bagi bobotoh-bobotoh lain yang kepergok menonton di tribun utara, timur, ataupun selatan.

Kabar tewasnya suporter itu sengaja tidak saya sebarluaskan karena bukanlah kabar baik dan menggembirakan meskipun saya yakin itu bukanlah HOAX karena didapatkan langsung dari sumber utama dan bukanlah kutipan berita, melalui media sosial, pemberitaan dsb.

Bahkan hingga media online KOMPAS memberitakan sekitar pukul 20.00, saya pun tetap tak ingin meriah menanggapi hal tersebut melalui media-media sosial, terlebih menyimak pemberitaan yang mulai lebay dan mengklaim bahwa korban adalah bobotoh PERSIB serta semakin menyulut kebencian, padahal belum ada kepastian korban dari pihak bobotoh (meskipun pada akhirnya semua menyadari bahwa dari pihak manapun korban ini tetap sebuah tragedi yang sangat tidak lucu dalam dunia persepakbolaan yang seharusnya mengutamakan sisi hiburan). Secara pribadi saya menganggap rivalitas dalam sepakbola memang harus ada untuk tetap menjaga atmosfer dan kualitas kemaskulinan olahraga ini. Namun tentunya rivalitas yang berkonteks. Konteks rivalitas itu akan saya coba bagi dalam tulisan berikutnya dalam trilogi ini.

Dalam bagian pertama yang penuh keterbatasan waktu ini, saya ingin membuat kita melihat lebih luas terlebih dahulu sebelum total membicarakan segala sesuatu terkait bentrokan suporter sepakbola, baik secara fenomena umum maupun pengalaman empirik yang pernah dialami langsung oleh penulis maupun beberapa orang kawan.

Sanksi yang diberikan kepada suporter sepak bola seakan tidak menjamin bahwa kerusuhan dalam sebuah pertandingan di kota yang bersangkutan akan tiada, bahkan bonek, suporter fanatik Persebaya Surabaya, dikenal tak hanya sering berbuat ricuh di Kota Pahlawan, namun di kota-kota lain dimana Persebaya bermain. Lalu adakah solusi untuk “benar-benar” membuat jera para pelaku kerusuhan tersebut?

Selama ini, yang menjadi rujukan dalam pemberian sanksi dalam kerusuhan sepak bola di tanah air adalah PSSI. Bentuk sanksinya pun tidaklah berhubungan dengan hukum positif yang berlaku. Padahal, begitu banyak hal yang terkait dengan tindak kerusuhan ini adalah nyata-nyata pelanggaran norma hukum, terutama hukum pidana. Ada beberapa hal yang memenuhi unsur delik pidana menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang biasa dilakukan para suporter sepak bola di Indonesia. Ada pula beberapa tindak pidana kejahatan yang berkaitan langsung dengan terjadinya kerusuhan suporter sepak bola.

Pertama adalah tindak pidana tentang penghancuran atau perusakan barang yang diatur dalam Bab XXVII buku kedua KUHP. Mengenai hal ini, semua dapat kita lihat saat terjadinya kerusuhan sepak bola, baik di dalam stadion maupun luar stadion. Bukti-buktinya pun jelas dan terekam dalam berbagai dokumentasi, pembakaran, serta perusakan fasilitas umum dan kendaraan-kendaraan pribadi menjadi hal yang dapat dipastikan akan selalu mengikuti saat terjadi kerusuhan sepak bola.

Kedua adalah tindak pidana penganiayaan yang diatur dalam Bab XX buku kedua KUHP. Tindak pidana yang satu ini akan semakin nyata saat melibatkan dua kelompok suporter yang berbeda, bahkan aksi-aksi penganiayaan dalam kerusuhan sepak bola tidak jarang pula harus menelan korban jiwa, sebagai contoh adalah tewasnya Aremania saat bentrokan dengan Sakeramania saat Arema Malang berhadapan dengan Persekapas Pasuruan beberapa musim musim lalu di Madiun, ataupun saat seorang suporter Semen Padang harus meregang nyawa usai dikeroyok sekelompok oknum Jakmania pada musim kompetisi 2001 lalu. Bahkan, jika kita melihat keluar, betapa kompetisi sepak bola sekelas seri A Liga Italia pun harus dihentikan sementara waktu akibat tewasnya seorang polisi di tangan ultras (sebutan bagi suporter garis keras di Italia).

Selain itu, beberapa hal lain yang dilakukan para suporter dan terjadi sebelum atau sesudah kerusuhan pun dapat pula dijerat dengan hukum pidana, yaitu saat para oknum suporter mengonsumsi obat-obatan terlarang untuk membuat mereka lebih “terbang” saat beraksi mendukung tim kesayangannya. Menenggak minuman keras sebelum pertandingan seakan telah menjadi ritual rutin bagi sebagian suporter sepak bola, dan efeknya pun cukup mengerikan. Dalam keadaan mabuk, para suporter ini menjadi sangat agresif dan mudah melakukan hal-hal yang sulit dikontrol.

Selain tindak kejahatan, bentuk pelanggaran pun biasa mereka lakukan saat menuju ataupun pulang dari stadion. Yang dimaksud adalah tindak pidana pelanggaran lalu lintas. Kita akan sangat mudah menjumpai pemandangan suporter yang mengemudikan motor ugal-ugalan, tidak menggunakan helm, berboncengan motor lebih dari tiga orang, dll. Maka di mana peran para penegak hukum saat tindakan-tindakan “khas” suporter sepak bola ini telah nyata-nyata, termasuk kategori pidana dan kriminal murni?

Tidak pernah kita dengar berita penuntutan secara konvensional bagi pelaku tindak pidana dalam sebuah pertandingan sepak bola, yaitu tuntutan jaksa, proses peradilan di pengadilan umum hingga jatuhnya vonis. Yang sering kita dengar hanyalah sanksi dari PSSI dan sekadar penahanan sementara terhadap para suporter “badung” untuk kemudian dilepaskan setelah anggota keluarganya datang ke kantor polisi untuk menebus sang perusuh dengan sejumlah uang. Sebuah kekeliruan telah terjadi. Kejahatan-kejahatan dan pelanggaran yang terjadi dalam ranah pertandingan sepak bola dianggap berbeda cara penanganannya dengan penanganan tindak pidana di luar sepak bola, padahal kita memiliki hukum acara yang harus dilaksanakan untuk menegakkan hukum pidana.

Sebenarnya bukan dalam konteks kerusuhan suporter saja hukum menjadi sebuah omong kosong belaka. Para pemain ataupun ofisial yang jelas-jelas tertangkap kamera menganiaya wasit tidak pernah dituntut secara pidana oleh penegak hukum, yang ada sekadar hukuman versi PSSI, yaitu denda dan larangan bermain bagi si pelaku. Kejahatan di luar lapangan yang berhubungan dengan sepak bola pun tak mendapat konsekuensi hukum yang jelas. Entah berapa kali terjadi kasus suap yang melibatkan pejabat teras PSSI. Jika kasus tersebut berhasil terbongkar, yang terjadi kemudian hanyalah sanksi administratif di kalangan intern organisasi PSSI itu sendiri, yaitu berupa pemecatan. Padahal yang namanya suap adalah termasuk kejahatan pidana dan siapa pun pelakunya haruslah berhadapan dengan hukum.

Sudah saatnya paradigma hukum dalam menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan sepak bola kembali diluruskan bahwa siapa pun orangnya dan apa pun tindakannya meski dilakukan dalam ranah sepak bola. Jika itu memenuhi unsur-unsur pidana, hukum harus masuk dan menampakkan wajahnya sehingga meski kita memiliki PSSI sebagai induk organisasi tertinggi yang memiliki otoritas tertinggi terhadap penjatuhan sanksi dalam dinamika persepakbolaan tanah air, namun hukum harus tetap menjadi pandu yang mampu menyentuh seluruh aspek yang berkaitan dengannya. Masyarakat pun akan mendapat pembelajaran dan keyakinan bahwa ketertiban dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, termasuk sepak bola akan terjamin, para pelaku pun akan berpikir dua kali saat melakukan tindakan yang akan membuatnya berhadapan dengan sanksi yang tegas, tak hanya denda namun juga hukuman kurungan dan penjara hingga bertahun-tahun.

Penulis berkhidmat dengan akun twitter @ekomaung

0 komentar:

DOKTRIN MAHDiP

18.48 [Ai] Arema Indie 0 Comments

Ini adalah artikel tulisan dari Ronaldikin, seorang pecinta bola nasional sekaligus Bobotoh yang mempunyai "face" mirip dengan Ronaldinho. Ayas menemukan artikel ini di banyak forum penggemar Persib, dan kurang lebih Ayas setuju dengan isi artikel tersebut. Walau konteks artikel ini menyoroti hubungan antara Viking dan Jakmania, namun secara luas artikel ini juga bisa dihubungkan dengan Aremania. Sedikit sejalan dengan sebuah gagasan dari Aremania sendiri tentang menjadi suorter #Profesional90Menit, yang menkounter kebiasaan selama ini yakni rasis di setiap laga. Inilah MAHDiP alias Musuh Abadi Harus Dipelihara, sikap yang menggejala di dunia suporter nasional yang sudah menyebar dan mengakar disegala lapisan suporter terutama suporter2 pemula ato abg yang sebelum tak tau apa2 tentang permusuhan antar kelompok suporter di  Tanah Air.


MAHDIP adalah singkatan dari MUSUH ABADI HARUS DIPELIHARA.

*DOKTRIN MAHDIP * adalah suatu ajaran untuk memelihara perseteruan/permusuhan. Dengan adanya doktrin tersebut sehingga terjadi penolakan keras untuk islah/damai, mengharamkan saling berjabat tangan,mengabaikan nilai – nilai SPORTIVITAS dan FAIR PLAY, mempengaruhi antar suporter untuk saling benci, saling dendam dan saling hantam, menciptakan rivalitas FANS CLUB dari pada rivalitas CLUB, menciptakan pertandingan sepak bola bersifat SATU STADION, SATU SUPORTER tanpa suporter tamu/blokade, menciptakan FANATISME SEMU atau Kedaerahan, meresahkan masyarakat dengan aksi tawuran, sweeping, menteror kendaraan yang bernomer plat kota lain, bikin aksi corat coret tembok/dingding yang bersifat rasis/provokatif, membuat tulisan yang bersifat rasis/provokatif lewat kaos, spanduk dan lain lain, menyanyikan rasis/provokatif disaat pertandingan berlangsung/tidak berlangsung sehingga tidak mensupport pemain untuk lebih bersemangat ini malah mengejek suporter yang dianggap musuh abadi.

Doktrin tersebut TIDAK MENGUNTUNGKAN sama sekali dan TIDAK DIBENARKAN oleh agama manapun, bertentangan dengan hukum dan norma norma yang berlaku di masyarakat, sebaiknya ada perselisihan untuk segera dibereskan dengan cara BERMUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT dengan hati sejuk dan pikiran tenang, MAKE MANAH/PAKAI HATI bukan PAKAI AMARAH, tidak mengungkit-ungkit masa lalu yang kelam, lihat kedepan untuk perbaikan,ingat Allah MAHA itu pemaaf kenapa manusia harus MAHAL pemaaf,tidak ada istilah gengsi untuk saling memaafkan sesama saudara dan diusahakan ketua, panglima, dirigent, para punggawa, KORLAP dan pengurus organisasi fans club lainya untuk menjadi panutan anak buahnya bukan sebaliknya memprovokasi atau membiarkan kericuhan.


“Kejahatan dibalas kejahatan,itu dendam,kebaikan dibalas kebaikan, itu biasa.kebaikan dibalas kejahatan, itu zalim.tapi kejahatan dibalas kebaikan itu MULIA.“ Oleh karena itu pribados selaku suporter Non Blok (blok SATU HATI- blok SATU JIWA) dengan ini menyatakan : ”MENOLAK KERAS DOKTRIN MAHDIP” ,Sekian pencerahan dari pribados semoga bermanfaat bila ada kekurangan/kekhilafan,mohon maaf yang sebesar besarnya.

ADIOS ADOE JOTOZ…!!!
BRAVO SEPAK BOLA DAMAI…!!!
PERMIOS…

Ditulis oleh : Ronaldikin
Menuju 25 Tahun AREMA
11 Agustus 1987 - 11 Agustus 2012
-UNITED IN ONE SOUL-
"ONE AREMA
ONE AREMANIA
FOR ONE INDONESIA"

0 komentar:

AREMANIA BERSATU, AREMA PASTI BANGKIT!

16.16 [Ai] Arema Indie 0 Comments


Foto/Taufik Soleh
DEGRADASI-degradasi itulah mungkin pemikiran masyarakat umum juga para pembenci dan pengkritik Arema, Aremania, jika melihat kiprah skuad Arema musim ini di pentas Indonesia Super League (ISL). Skuad yang dibangun bisa dibilang dengan kekuatan seadanya dan diperparah dengan konflik internal dan dualisme tak ada ujungnya, membuat Arema terseok2 menapaki laga per laga di musim ini. Disaat prestasi Arema kurang baik, ironisnya dukungan Aremania pun ikut meluntur, tribun menjadi sepi, begitu juga pekikan pembangkit semangat saat musim Arema Juara, hilang entah kemana ditelan berita carut marut Arema dan cemooh para pembenci dan pengkritik Arema, Aremania. Dimana suara membahana yg memekik terdengar di seantero stadion? Dimana kekompakkan dan koreografi indah yg klop di tribun?

Kita malu, itu biasa, Kita terpecah dan tak kompak pun biasa. Namun jika Kita malu dan terpecah saat Arema tercabik seperti ini, maka itu namanya kurang ajar. Buang semua rasa malu buang semua perbedaan, buktikan bahwa Kita Satu, Kita Satu Jiwa. Jangan pikirkan ego masing2 saat Kita berada di tribun, buang jauh2 semua itu, karena Arema butuh suara Kita yang membahana, jangan kecil hati jika di sekitarmu hanya sedikit yg seJiwa dengan Kita buladkan tekadmu kita akan hadapi keterpurukan.

Memang Arema mengalami beberapa perbaikan ditubuhnya, seperti terlihat pada pertandingan terakhir2nya, tapi itu saja tak cukup karena Arema masih membutuhkan nyanyian semangat dan motivasi dari Kita semua. Lupakan predikat suporter terbaik, jika itu malah membuat kita lupa akan cara menyatukan suara, menyatukan kreatifitas di tribun. Saatnya bernyanyi dan berkreasi lupakan,  singkirkan jauh2 ego mu, satukan suaramu. Kita punya jendral yg memandu Kita di tribun. Satu.. Satu.. Satu Jiwa dan ikuti gerakan yg dia contohkan, jika kepercayaan kalian masih sama layaknya dulu.

Inilah saatnya Kita tunjukkan, loyalitas Kita sedang diuji, ayo Kita lawan
keterpurukan ini. Tunjukkan pada mereka para pembenci dan para pengkritik, Kita Arema, Aremania masih punya taring  yg kuat, Martabat, Kekompakan dan Loyalitas yang sering Kita katakan saat Arema dalam gelimang prestasi, bahwa Loyalitas Kita Tanpa Batas. Satu.. Satu.. Satu.. Jiwa Aremania bergerak bersama Biru Arema. Arema akan bangkit menjauh dari zona Degradasi.

#BangkitAREMA!
-Salam Satu Jiwa-

Diedit dari postingan Andy Martyan di FP Aremania

Menuju 25 Tahun AREMA
11 Agustus 1987 - 11 Agustus 2012
-UNITED IN ONE SOUL-
"ONE AREMA
ONE AREMANIA
FOR ONE INDONESIA"

0 komentar:

DUEL KREATIFITAS JAK DAN AREMANIA DI SOLO

09.58 [Ai] Arema Indie 2 Comments


# Menuju 25 Tahun Arema Indonesia, 11 Agustus 1987 - 11 Agustus 2012  

#Duel kreatifitas, itulah yang digembar-gemborkan di dunia maya oleh kalangan Aremania dan Jakmania tentang laga hari Minggu 6 Mei 2012 nanti. Laga yang mempertemukan Persija sebagai tuan rumah menjamu Arema, yang terpaksa harus pindah ke Solo karena tak keluarnya ijin dari pihak Kepolisian. Dimanapun Persija berlaga, The Jakmania selalu mengikutinya, begitu juga dengan Arema, dimanapun tandingnya Aremania akan selalu ada. Satu tim Ibukota yang butuh kemenangan demi bersaing di papan atas dan satu tim yakni Arema yang membutuhkan kemenangan demi menaikkan derajatnya menjauh dari zona degradasi, untuk itu pendukung kedua kesebelasan bakal memberikan dukungan maksimal pada laga di Solo nanti selain untuk bereuni dengan saudara jauh.

Sebagai salah satu kekuatan besar dari 4 kutub suporter Indonesia, dua komunitas suporter yang memang sudah dikenal berhubungan baik ini, dipredikisi bakal memobilisasi ribuan massa Oranye dari barat dan ribuan massa Biru dari timur yang bakal menumpuk di Solo, tepatnya di Stadion Manahan mengikuti tim kesayangan mereka. Karena jarak antara Jakarta dan Solo lebih jauh daripada jarak Malang Solo, diprediksi jumlah Aremania bakal lebih dominan dari pada The Jak sendiri yang menjadi tuan rumah. 
Spanduk "Saudara Sampai Mati!!!" oleh Aremania Zona Ayahab Surabaya dan SurabaJak saat laga Arema vs Persija putaran pertama lalu
Ribuan Jakmania bakal menyerbu Solo dari basisnya Jabotabek, sedangkan Aremania bakal ngluruk Manahan selain dari Ngalam juga bakal datang dari berbagai daerah. Tercatat beberapa kelompok Aremania dari berbagai daerah siap berpartisipai dalam even #TourSolo musim ini, Aremania Zona Ayahab dari Ayabarus dan sekitarnya, Aremania Jalur Gaza dari Pandaan, Pasuruhan dan sekitarnya, Aremania Gresik, Aremania Madiun yang tergabung dalam Aremania Plat AE, Aremania Batavia berserta Aremania dari Jabotabek dan terutama Aremania yang ada di daerah Jawa Tengah yang dekat dengan Solo seperti Aremania Jogja, Semarang, Klaten dll bakal ikut meramaikan dan membirukan Stadion kebanggan Pasoepati.

Sedangkan dari Ngalam sendiri rencana #TourSolo #BirukanManahan sudah dirancang oleh nawak2 Aremania sejak jauh2 hari, bahkan sebelum laga Arema di Pekanbaru. Ribuan Aremania dari penjuru Ngalam Raya berpartisipasi bakal menyerbu Solo via darat dengan berbagai moda transportasi baik trasportasi umum maupun pribadi. Dimulai dari Kereta Ekonomi andalan Arema Kera Ngalam, Matarmaja bakal mengangkut ribuan Aremania melintasi wilayah Persikmania menuju stasiun Jebres Solo, dan juga diperkirakan bakal ada 30-an lebih armada Bus, juga 50-an lebih kendaaran pribadi yakni Libom, dan bakal diringi puluhan Adapes Rotom yang bakal berkonvoi melalui jalur selatan menuju Kotanya Jokowi.

Momen ini mengingatkan Ayas pada 2 tahun lalu tepatnya tanggal, 30 Mei 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Saat itulah puncak kejayaan Arema, setelah memastikan gelar penguasa Liga Indonesia di Pekanbaru, seakan2 laga penutup antara Persija vs Arema kala itu sebagai ajang pestanya Arema. 50 ribuan Arema Kera Ngalam dan Aremania membanjiri Senayan dari penjuru Nusantara, dari bali, dari Borneo, Sumatra dll. Saat itulah indonesia melihat kekuatan kedua komunitas suporter ini, tampak Senayan terbelah dengan lautan Biru dan Oranye. Saling bernyanyi, saling bergoyang, dengan jumlah massa yang begitu banyaknya walupun tuan rumah Persija harus kalah 1-5 oleh Arema, semua penonton dapat pulang dengan tenang dan wajah penuh senyum karena sudah bertemu Saudara.

Maskot Singa dan Harimau sebagai simbol persaudaraan Aremania dan Jakmania saat di Senayan 30 Mei 2010 lalu
Mungkin Minggu nanti ga bakal sebesar waktu di Senayan kala itu, tapi dapat dipastikan selain adu permainan di lapangan dari tim yang sama2 membutuhkan kemenangan, adu kreatifitas dalam memberi dukungan bakal terjadi di tribun penonton. Aremania sebagai barometer suporter Indonesia yang slalu ditiru, The Jak yang dikenal militan, Perang nyanyian, perang koreografi, perang big flag, perang flare hingga perang spanduk tak bisa dihindarkan oleh kedua komunitas suporter ini. Dan tak ketinggalan Pasoepati sebagai yang punya stadion dipastikan bakal hadir memeriahkan suasana dan menambah erat jalinan persauaraan antar Aremania, Jak dan Pasoepati. 

Semoga kemenangan di Senayan 2 tahun lagi dapat terulang lagi di Manahan meskipun berat. #BangkitAREMA!  #BirukanMANAHAN!

Menuju 25 Tahun Arema Indonesia
11 Agustus 1987 - 11 Agustus 2012

"UNITED IN ONE SOUL"
-ONE AREMA
ONE AREMANIA
FOR ONE INDONESIA-

Salam Satu Jiwa



2 komentar:

#PROFESIONAL90MENIT

14.51 [Ai] Arema Indie 1 Comments



#profesional90menit, intine sih suporter yo kudu osi profesional, ga mek pemain thok.. :). Iki soale Ayas risih krungu lagu "bonek jancok, viking anjing", padahal sing dilawan guduk Persebaya / Persib. Opo maneh pas laga lawan Persija, ono lagu "Persija Arema kita sodara", otomatis pemain Persija kadit terintimidasi. Sejujurnya Ayas kangen lagu-lagu Aremania mbiyen, koyo' "keras...keras, Arema keras!", iku wes jarang krungu saiki.  Aremania saiki lebih sering nyanyi "bonek jancok, viking anjing", pertanyaan-e ono bonek/viking ndek stadion a?

Misale laga vs Persebaya / vs Persib gapopo sih.. Lha lek sing niam pas vs Persija / vs Deltras? Neror sopo rek? Ayas rikip pemain-e Persija, Deltras, dll. gak bakal tertekan lek lagune "bonek jancok, viking anjing". Malah ono kemungkinan Arif Ariyanto (Arema #9) sing bakal merasa tertekan, mengingat pemain iku dibesarkan Persebaya. Sementara pemain tim lawan yo santai ae, lha sing diteror ambek Aremania iku Bon-Vik, guduk pemain/klub sing lagi niam.

Padahal ndek Gajayana biyen, sing diteror Aremania iku pemain & tim lawan sing niam ndek lapangan, guduk suporter lho. Ayas eling, mbiyen pas lawan Persija, lagu-lagu koyo' "Persijancok dibunuh saja" mesti terdengar teko' seluruh tribun. Kamsud-e ayas iki guduk ngadu Aremania ambek Jakmania lho yo, eling sing diteror iku klub lawan, guduk suporter lawan. Cekno Kanjuruhan dadi "neraka" gae lawan. Koyo Gajayana biyen. Arema jago kandang soale ono Aremania sing ngrewangi.

Teror Aremania iku efektif gae menjatuhkan mental pemain lawan, mirip Arema vs Persib wingi, Marcio nganti g iso opo2. Lha lek lawane guduk Persebaya/Persib, nyanyine sek "bonek jancok, viking anjing", yo ga ono sing terintimidasi rek. Lagu motivasi gae Arema yo wis jarang krungu, paling2 lagu "salam satu jiwa" thok sing sering dinyanyi'no ndek tribun. Padahal, biyen Aremania wani ngarani pemain-e sing niam elek, conto-e lagu "Kuncoro licik..Kuncoro licik." Pemain Arema sing di-ilokno ambek Aremania bakal termotivasi gae main apik, bakal isin di-ilokno Aremania sak stadion.Makane biyen ono istilah "lek ga kuat mental ditekan Aremania, ga bakal cocok main ndek Arema."

Lagu motivasi biyen yo ono "ebes...ebes", tujuane nipu pemain Arema cekno dikiro ono Ebes Sugiyono ndek tribun. Gara2 lagu iku, pemain Arema dadi trengginas, soale "wani kelangan sikil timbangane kelangan rai ndek ngarepe ebes." Terus lagu "keras..keras, Arema keras" iku yo osi ngangkat motivasi pemain cekno niam keras, permainan khas arek Malang. Sing paling jarang yo lagu2 neror tim lawan, opo maneh lek lawane Persija/Deltras, ga ono lagu neror pemain 2 tim iku. Pas Arema vs Persija, Aremania & Jakmania nyanyi "bonek jancok, viking anjing". Padahal ga ono Bon-Vik ndek stadion.  Siapapun yg di atas lapangan hijau = MUSUH | Saudara hanya utk yg di TRIBUN !! 

Seng sering lagu gembel2 ganok penyemangate blas, jare pemain yo ngono. Terus opo gunae dadi suporter lek ga berusaha menaikkan mental pemain tim kesayangan & menjatuhkan mental pemain lawan. Ga usah dinyanyi'no lho asu-asu iku yo wes eruh.. Opo maneh TV mesti nyensor, guwak2 tenogo ae. Kabeh Aremania = Anti Kenob.Tp percuma lek di pisuhi dek stadion.Mending lek ketemu langsung dilokopae.

Masio seduluran, ayas rikip dlm 90 mnt posisi-ne dadi musuh, profesional membela tim-e dewe & mengintimidasi tim lawan. Ga ono sungkan, pakewuh, or rasa ga enak. Di luar 90 menit posisi seduluran, tapi di dalam 90 menit, posisi dadi musuh. Persija, Bambang Pamungkas, Rahmat Affandi, dll kudu dadi cercaan Aremania sesuk tanggal 6 Mei ndek Manahan. Jakmania, selama 90 menit pada 6 Mei 2012 ndek njero Manahan iku lawan rek, tapi ndek njobo stadion tetep sedulur. Moso' ga ngregani perjuangan pemain Arema sing berusaha profesional ndek lapangan, mereka berjuang rek, ayo direwangi! 

Mbiyen pas team lawan ublem kandang singo pelatih2 e musuh pst ngomong "jangan biarkan aremania bernyanyi" iki bukti lek aremania di segani. Aremania dewe sing osi, mari belajar bareng dadi suporter #profesional90menit, saling mengingatkan. Opo ga wedi pemain lawan lek Aremania nyanyi "moleh tawur" / "ga iso moleh", or BePe disoraki "BePe memble." Suporter dewasa pasti akan menanggapi dengan sportif, tapi setidaknya mari kita hilangkan kebiasaan misuhi Bon-Vik yg g ada di tribun. Suporter dewasa itu bisa menempatkan posisinya , kalo masih bolo-boloan ya suporter. Nah, lebih baik bersaing dalam kreatifitas & pmbuatan rekor. Masio dulur, misuhi gawe ngerusak mental pemain lawan gakpopo. Nang lapangan lawan, nang tribun kawan.

Seme & Njanka sing sepupuan ae lho osi fight 90 menit, suporter kudune yo iso. Pemain ae lho #profesional90menit, mosok suporter kadit osi? Lek kadit osi, yo bersorak'o "Arema Persija kita sodara" pas Arema kebobolan. R. Affandi ga bakal sungkan ate njebol gawang-e Meiga, mosok koen sik sungkan ngilokno Persija sing lagi dilawan Arema? Seme ae lho ga sungkan njegal BePe ndek lapangan, mosok koen ga pengen ngrewangi Seme gae menjatuhkan mental-e BePe? Lek sesuk sik nyanyi "bonek jancok, viking anjing", podo ae ngrewangi Persija. Kan Persib-Persebaya musuh Persija. Sing suporter ababil iku kudu dielingno, diajari dadi suporter sing reneb. Biyen awak dewe osi berubah kok, moso' saiki kadit osi.

#profesional90menit iku vs Persebaya nyanyi "bonek jancok", vs Detras nyanyi "deltras jancok", vs Persija nyanyi "persijancok", dll. 
#profesional90menit iku ciri suporter dewasa: osi memposisikan diri sesuai tempatnya, masio seduluran, yo selama 90 menit iku dadi lawan.
#profesional90menit iku rivalitas berbalut sportivitas, ga ono boloan ambek suporter tim lawan, kabeh support (dukung) tim-e dhewe-dhewe.
#profesional90menit iku neror tim sing niam lawan Arema, guduk suporter/klub rival sing antah berantah ga jelas posisine ndek stadion..
#profesional90menit iku dukung Arema untuk memotivasi pemain, guduk misuhi klub/suporter ibukota jatim & ibukota jabar..
#profesional90menit iku ngajari Aremania licek cekno terbiasa neror tim lawan, sekaligus kadit melestarikan permusuhan ambek kenob/viking..
#profesional90menit iku ngajari Aremania licek cekno eruh, tim endi sing didukung. Cekno werno syal-e ttp biru, ga biru-orange/biru-merah..
#profesional90menit iku ngajari Aremania licek cekno bener-bener dadi Aremania, sing dukung Arema 100%, tanpa memusuhi yg lain.. Sportif!
#profesional90menit iku berpotensi menghilangkan dua kutub suporter, sekaligus melestarikan sikap "musuhmu bukanlah musuhku".. Sportif!

Ayo rek, #profesional90menit di dalam stadion adalah musuh, di luar stadion tetap saudara.. Aremania ada untuk Arema! Salam satu jiwa!

*(Tulisan dirangkum dari postingan dan timeline  :  https://twitter.com/#!/Anarki_87)

Menuju 25 Tahun Arema Indonesia
11 Agustus 1987 - 11 Agustus 2012
"UNITED IN ONE SOUL"
-ONE AREMA
ONE AREMANIA

FOR ONE INDONESIA-
Salam Satu Jiwa

1 komentar:

BAGAIMANA REPUTASI AREMANIA DIBANGUN DI SENAYAN TAHUN 2000

23.02 [Ai] Arema Indie 1 Comments

Ditulis oleh :  Sam Zery 


# Menuju 25 Tahun Arema Indonesia, 11 Agustus 1987 - 11 Agustus 2012

Sebuah cerita dari nawak Aremania lawas, tentang pengalamannya dukung Arema di Senayan, pada babak 8 besar Liga Indonesia tahun 2000. Ini jaman2 kejayaan Pacho-Juan Rubio dan Araya, juga jaman2 Aremania dikenal sebagai pelopor suporter kreatif dan atraktif. Semoga dapat memberikan inspirasi dan membangkitkan nawak2, untuk kembali memenuhi stadion.
 
Sekedar berbagi cerita Ker__wow maseh segar dalam ingatan, saat itu aku masih klas 2 atau 3 sma. Berangkat menggunakan kereta ekonomi Mataremaja yg penuh sesak, konon kereta ini gratis Aremania ini di sumbang oleh Tinton Suprapto (pengusaha/promotor olahrga otomotif nasional).

Aremania di tampung oleh sam Anton Baret di gelor bulungan, tapi banyak Aremania yang tercecer di segala penjuru jakarta. Akupun tidur tak tentu tempat, hari ini di tribun kolam renang, besok di depan gerbang stadion senayan besoknya entah dimana lagi yang jelas mbambong selama 1 minggu di kompleks senayan. Saat itu pertandingan digelar 2 hari sekali sehingga sangat nanggung Aremania pulang sebelum semua laga usai.


Pertandingan pertama di gelar AREMA VS PERSIJA, Aremania mengejutkan pihak panpel. diluar dugaan sekitar 8-10rbu Aremania memadati stadion dan mengalahkan Jakmania yang mungkin hanya separo atau 3/4 Aremania. Sang dirijen Sam Yuli dan Sam kepet naik atap bus yang dibawa masuk stadion agar bisa mengkomando semua aremania. Sebelum pertandingan dimulai Aremania seperti biasa bergemuruh bernyanyi dan menari tiba2 suara dari Mic. Sam Ovan Tobing menyapa "Aremania sudah makan belum?" kemudian dijawab oleh Aremania "Belum" dalam pikiran semua Aremania "gak mangan gak popo seng penting iso nontok AREMA."


Arema lolos 8 besar satu grup bersama Persija, Pelita Solo & Persikota. Pertandingan digelar 2 har Pertandingan pertama Arema mengejutkan dengan mengalahkan Persija 2-1, Bermain imbang 1-1 dengan Persikota, dan pada pertandingan terakhir ketika hanya butuh imbang saja untuk memastikan lolos kelangkah selanjutnya. Tiba2 dibantai 3-0 oleh Pelita Solo tim juru kunci. Kejadian ini mematik pertanyaan luar biasa oleh para Aremania saat itu. sehingga munculah isu tentang pengusaha kafe Hore2 sampai tempat nongkrongnya para petinggi Tim tertentu di situ. Tak kalah panas sebuah ungkapan bernada kecewa saat itu "AREMA pulang bawa Uang AREMANIA pulang bawa Utang".


Pulang dari Jakarta dengan perasaan Galau karena Arema tersingkir dengan penuh Pertanyaan Aremania langsung melakukan demo. aku scra pribadi Lebih galau lagi bahwa Bendera AREMAku yang bergambar seekor Singa menggeliat dari hasil patungan bersama seorang saudara hilang di senayan.


Setelah pertandingan pertama selesai sedikit ada gesekan kecil dengan Jakmania tetapi kemudian Netral dengan bernyanyi dan menari bersama___ Keluar stadion terlihat muka bahagia krn arema nganem lawan persija, tapi bisa dilihat muka semua nawak Aremania lapar & Dahaga. Meski kompleks senayan dipenuhi dengan PKL tidak ada aksi penjarahan. Hingga saat Truk aparat TNI akan meninggalkan stadion tiba2 nasi bungkus yg sebenarnya jatah aparat itu dibagikan oleh TNI langsung ke kelompok Aremania. hal ini memperlihatkan simpatinya pihak aparat pada aremania yang santun. kontan saja Aremania makan gratis dan berbagi dengan aremania lainya. Tak kalah dengan aparat ada juga PKL yang sengaja membagian daganganya pada Aremania.

Percaya atau tidak saat pertandingan belum dimulai disudut lain tiba2 muncul spanduk bertuliskan "BONEK 2000", mungkin kalau nawak2 pernah lihat Pon 2000 di Gelora Delta spanduk ini pernah nongol. Kontan spanduk ini diamankan oleh Pentolan Aremania. Dan juga percaya atau tidak saat pulang kemalang banyak nawak2 dari Pasuruan juga kediri yang ikut mendukung AREMA jadi sebenarnya mereka itu dulu saudara kita.

Bagi ayas pertandingan ini bukan pertandingan biasa tapi ini adalah sejarah. Sejarah Bagi Aremania untuk menampilkan wajah baru suporter Indonesia. Di Senayan Inilah Poin saat AREMANIA mulai di kenal publik sehingga kejadian lainya adalah diangkat dalam sebuah surat kabar. BOLA menulis Headline yang berjudul "KADIT ITRENG KERA NGALAM" (bisa dilihat copynya di http://groups.yahoo.com/group/arema-l/message/1214) isinya liputan tentang atraktif dan suportifnya suporter AREMANIA dan fenomenanya dilapanganya. Tulisan ini dibuat oleh SIGIT NUGROHO, sedang JAWA POS mengangkat Hedline dengan Judul "EUFORIA".
Dan sedikit tambahan saat itulah lagu "wajib" AREMANIA yaitu PADAMU NEGRI didengar dan disaksikan langsung oleh ketum PSSI Agum Gumelar. Hal ini membuat Agum terharu dan menobatkan AREMANIA sebagai suporter terbaik di kala itu (tahun 2000) tak sampai di situ bahkan Pak Agum mengundang Yuli sumpil untuk bertemu dengan seluruh Manager Tim sepakbola Indonesia guna memberikan penjelasan bagaimana AREMANIA mengubah paradigma suporter Indonesia. Tiidak hanya bgmna soprtif dan atraktif tapi juga bagaimana AREMANIA mempunyai kesadaran penuh untuk membeli tiket saat Tim Idola bertanding.

Pesan pribadi ayas adalah Kita AREMANIA telah tampil ke publik Indonesia sebagai Pelopor/Pioner Suporter yang Atraktif, Kreatif dan Anti Anarkis saatnya kita membuang RASIS dari Kanjuruhan. Jangan ada lagi kata "Jancok, Anjing, atau diBunuh saja". Kita telah menanam baik dengan prilaku seperti itu maka jangan sampai berbuah buruk dengan bernyanyi Rasis.  
 
Menuju 25 Tahun Arema Indonesia
11 Agustus 1987 - 11 Agustus 2012

"UNITED IN ONE SOUL"
-ONE AREMA
ONE AREMANIA
FOR ONE INDONESIA-

Salam Satu Jiwa

1 komentar: