ADA APA DENGAN AREMA?

09.51 [Ai] Arema Indie 0 Comments

Ada Apa Dengan Arema? Akankah Arema bisa TAmpil Sebagai Juara ISL 2011?

IYA, TEPAT SEKALI. ADA APA DENGAN AREMA? Hari minggu, 27 Maret kemarin, ribuan pasang mata Aremania seakan tak percaya. Tatkala Arema tak mampu menang ketika menjamu Sriwijaya FC dikanjuruan yang telah dipenuhi puluhan ribu Aremania. Arema sebenarnya mempunyai catatan yang ga jelek-jelek amat saat putaran pertama ISL 2011, hingga mampu nangkring di posisi 2 menguntit Persipura yang kokoh di no 2 klasemen sementara. Namun sejak memasuki putaran kedua, gejala inkonsistensi merasuki tubuh tim Arema. Dan hasilnya, putaran kedua sampai saat ini Arema belum mampu mempersembahkan kemenangan.

Jika saat saat melawan Persiba Balikpapan, di kandang Balikpapan 23 Maret lalu, Arema gagal meraih 3 poin gara-gara lapangan yang ancur akibat ujan, hingga layak disebut "Fighting on the Sawah" karena lapangan Balikpapan kala itu lebih mirip sawah tempat kebo daripada lapangan bola. Namun dipertandingan berikutnya, menjamu Sriwijaya dikandang sendiri, ketika harapan Aremania dah membumbung tinggi, skuad Arema juga lagi percara diri, eh malah ga mampu menjaga keunggulan setelah babak pertama gol dari TA Musafri menjebol gawang Rotinsulu. Namun, seakan direstui buat menang hari itu, Arema benar-benar keteteran babak kedua, dan Sriwijaya seolah main dikandang sendiri dan Arema dalam tekanan dan akhirnya gawang Kurnia Meiga pun jebol setelah beberapa kali tampil melakukan penyelamatan gemilang.

Pada hari itu, (ketika Arema tak mampu menang) tanda-tanda pemain Arema penuh beban dah keliatan, sejak menit ketika Arema memperoleh hadiah pinalti. Namun jika melihat raut muka Along yang kebagian jatah mengeksekusi pinalti terlihat tegang, seolah-olah sedang membawa beban berat untuk membawa Arema menang. Dan selanjutnya semua tergambar pada babak kedua, para pemain Arema ga mampu berkembang dan kerap melakukan kesalahan sendiri terutama lini belakang Arema seperti Tupamahu.


Dengan hasil imbang tersebut, menambah berat langkah Arema bersaing memperebutkan mahkota juara musim ini, walaupun peluang itu masih terbuka. Sampai saat ini Persipura sebagai saingan terberat masih tampil konsisten walaupun main dikandang lawan, seperti ketika Boaz dan kawan-kawan mampu membuat ketar-ketir bobotoh yang hadir di Jalak Harupat dan mampu membalikan keadaan 2-0 menjadi 2-2. Dan jarak poin antara Arema dan persipura juga semakin jauh.

Hari Yang Lain
Tapi hari ini adalah hari yang lain, dan kita semua pecinta Arema juga berharap cerita yang lain pula. Besok Arema bakal melakoni sebuah laga big match yang mempertemukan Raksara Biru dari barat yaitu Persib Bandung dan Arema Indonesia FC sebagai Raksasa Biru dari Timur. Siapakah yang layak menyandang the true blue? Atau biru yang sejati? Ini saatnya bangkit, menang! dan menang! lagi...

Salam Satu Jiwa

0 komentar:

AREMA NEVER DIE !!!

10.54 [Ai] Arema Indie 0 Comments

AREMA NEVER DIE oleh Abdul Muntholib

AREMA adalah klub sepakbola yang berasal dari Malang. Dari kata tersebut lahirlah AREMANIA sebagai pendukung setianya, dan juga dari kata Arema timbullah idiom-idiom yang sekarang identik dengan Malang dan sekitarnya. Seperti Bakso Arema, Kripik Singkong Arema, Travel Arema dan bahkan Ayas klo diluar Malang menyebut diri sebagai Arema. Seperti yang kita tahu, hari ini nama Arema dah berkibar dimana-mana. Semua orang di Indonesia pasti tau Arema itu apa. Sebagai klub sepak bola yang menjelma menjadi simbol perlawanan kala itu, sekarang Arema menjadi budaya baru, khususnya bagi warga malang dan sekitarnya.

Selama 23 tahun malang melintang dikancah persepakbolaan, dengan segala cobaan dan halangan, kini Arema menjadi besar dan akan semakin besar dimasa mendatang. Sebelum kita bicara betapa besarnya Arema sekarang dan masa datang, ada baiknya jika kita melihat kebelakang saat-saat masa Arema dilahirkan dan berjuang, sehingga kita menjadi menghargai bahwa Arema bukan hanya Juara dan menang seperti saat ini.

Adalah buku berjudul AREMA NEVER DIE, yang ditulis oleh Abdul Muntholib mengulas tetang asal-usul serta siapa saja yang berperan dalam pendirian Arema serta sejarah berdirinya Arema. Buku ini mengulas tuntas sejarah berdirinya Arema serta seluk-beluk perjalanan Arema daritahun 1987 hingga berpindah ke pengelolaan yang baru Agustus 2009. Abdul Muntholib adalah seorang wartawan Radar Malang (jawa pos) yang sampai sekarang meliput serta mengikuti berkembangan Arema sampai saat ini. Buku Arema Never Die bisa menjadi resensi atau sumber rujukan  nawak-nawak tentang sejarah berdirinya Arema dan kiprahnya sehingga kita ga jadi suporter yang dangkal yang hanya tau juara dan menang tanpa tau sejarah dan menghargai orang-orang yang berperan didalamnya.

Dalam pembukaan buku Arema Never Die ini, Arema didirikan karena sebuah keinginan yang tak mau di nomer duakan setelah kota besar Surabaya, disinilah awal kata Arema sebagai perlawanan.

Ber awal dari keingingan Mayjend TNI (purn) H. Acub Zainal yang ingin membuat sebuah klub Galatama di Malang, yang akhirnya keinginan itu diwujudkan oleh anaknya yakni Ir. Lucky Adrianda Zainal serta dibantu oleh teman-teman dekatnya, membentuk sebuah tim untuk mewakili kebanggaan masyarakat Malang Raya, yaitu Arema. Dari awal yang penuh kesulitan dipadu keinginan dalam membuat tim yang dikenal, sampai menjadikan Arema salah satu yang disegani oleh klub-klub besar di liga Indonesia. Menjadikan Arema sebagai kebanggan masyarakat Malang Raya. Para pendiri Arema berusaha mati-matian untuk memperkenalkan kepada masyarakat indonesia tentang tim kebanggaan Arek-Arek Malang pada kanca dunia persepak boalaan di nusantara ini.

Stadion Gajayana pada Jaman Hindia Belanda

Membangun Stadion Gajayana      
Jika ada anggapan Stadion Gajayana Malang sekarang ini adalah homebase Persema di Liga Primer Indonesia (LPI) atau menganggap stadion Gajayana ini milik Persema. Nawak juga perlu membaca buku ini, karena buku ini selain mengulas tetang berdirinya Arema, buku ini juga mengulas tentang cerita dibalik Stadion Gajayana.

Dalam buku ini, diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Hindia Belanda , Stadion Gajayana dibangun dengan dana puluhan ribu gulden. Pembangunan Stadion Gajayana ini dirangkai dengan pembangunan dua lapangan luar Stadion dan satu buah kolam renang berstandar nasional yang dikenal dengan nama Swembat. Awalnya stadion Gajayana hanya berkapasitas sekitar 5000 penonton(kurang dari separuhnya berada di tribun yang kita kenal sebagai tribun VIP sekarang ini). Stadion Gajayana baru merasakan pemugaran hebat di tahun 1990-1992 seiring dengan penambahan kapasitas stadion menjadi 17.000 penonton.

Pemugaran Stadion ini didanai oleh PT Putra Arema yang dikomandoi Ir Lucky Acub Zaenal atau yang akrab disapa sebagai Sam Ikul. Dana pemugaran stadion totalnya mencapai 3 Miliar rupiah dan hampir seluruhnya berasal dari kantong pribadi Sam Ikul. Sam Ikul melego salah satu rumahnya di Jl Besar Ijen seharga 2 Miliar rupiah sebagai salah satu sumber pendanaan dari PT Putra Arema. Tak cukup dengan itu, kabarnya Sam Ikul melego beberapa mobil pribadinya untuk membantu pemugaran stadion.

Pemugaran dimulai seiring berakhirnya Galatama 1989/1990. Ratusan pekerja(kabarnya mencapai lebih dari 200orang) dikerahkan setiap harinya agar proyek bisa diselesaikan tepat waktu. Semakin lama proyek diselesaikan akan mengakibatkan pembengkakan dana yang tidak perlu. Apalagi dana 3 Miliar rupiah ketika itu sudah lebih dari cukup untuk mendanai Arema selama 3-4 musim kompetisi.

Agar selesai tepat waktu pemugaran stadion ini mendapat dukungan dari banyak pihak baik moril maupun materiil. Nirwan D. Bakrie yang pernah membangun Stadion Sanggraha Pelita Jaya di Lebak Bulus juga memberikan bantuan bagi PT Putra Arema. tak tanggung-tanggung lewat Bakrie & Brothers bantuan diberikan juga dalam bentuk tenaga teknis. Semata-mata untuk memberikan bantuan teknis kepada Sam Ikul yang kurang memiliki pengalaman dalam menangani proyek besar dan sebagai kontraktor khususnya.

Seakan menjawab do'a dan harapan dari Sam Ikul akhirnya stadion yang pernah memiliki salah satu kualitas rumput terbaik seIndonesia di jaman Hindia Belanda ini selesai lebih cepat dari waktu yang ditargetkan. Bayangan buruk bahwa Arema bakal lebih lama memakai Stadion Brantas Batu bisa dilenyapkan. Dengan adanya stadion yang baru dipugar dan kapasitas yang lebih besar memungkinkan Arema memiliki pendapatan lebih dari sektor tiket penonton.

Di era Galatama selain sponsor dan donatur pendapatan dari tiket penonton sangat diandalkan. Selepas Arema memakai Stadion Gajayana yang baru dipugar harga tiket ketika itu sebesar 2000 rupiah untuk ekonomi dan 3500 rupiah untuk VIP. Dengan jumlah penonton mencapai lebih dari 150ribu orang untuk satu musim Galatama di tahun 1992/1993, Arema bisa memperoleh pendapatan kotor lebih dari 300juta rupiah dalam satu musim kompetisi.

Angka tersebut cukup besar untuk memberi nafas sejenak kepada Arema selama mengarungi kompetisi Galatama sekalipun tidak cukup untuk 'mbandani' pengeluaran klub selama semusimnya. Lewat proyek pemugaran stadion Gajayana ini Arema mendapat kompensasi berupa pengelolaan stadion selama 20 tahun. Katakanlah kerjasama itu dimulai dari tahun 1990 maka semestinya Arema masih bebas memakai stadion tersebut hingga tahun 2010.

Namun tidak sampai akhir kerjasama tersebut Arema terpaksa hengkang untuk menggunakan Stadion Kanjuruhan sebagai homebasenya. Semestinya jika memang kerjasama awalnya menyatakan demikian Arema bisa meraup pendapatan signifikan dari Stadion Gajayana. Apalagi di tahun 2009 pendapatan APBD Malang dari Stadion Gajayana mencapai ratusan juta rupiah dan dapat ditingkatkan menjadi 1-2 Miliar rupiah jika Arema dapat mengelolanya secara penuh.

Meski Arema sampai dengan saat ini masih memakai Stadion Gajayana untuk latihan dan ujicoba, terakhir kali Arema merasakan berkompetisi di Stadion ini adalah di tahun 2007 ketika melakoni Liga Champions Asia dan Copa Indonesia. Untuk level sekelas liga Indonesia Arema terakhir memakainya di awal tahun 2006 melawan PSMS Medan sebagai tuan rumah.
Masa-masa Ketika Arema Masih Bermarkas di Gajayana (foto/wearemania)

Arema dan Gajayana
Banyak memori indah yang diukir Arema di stadion ini. Arema meraih juara Galatama di tahun 1992/1993 ketika memakai Stadion Gajayana sebagai homebasenya. Itu adalah trophy pertama Arema yang diraih pada kejuaraan resmi. Trophy berikutnya hadir ketika turut serta menjadikan Stadion Gajayana sebagai homebase Arema di Copa Indonesia 2005 dan 2006.

Di era kepemimpinan H. Soesamto sebagai walikota Malang, Stadion Gajayana Malang juga mendapat 'sentuhan' pemugaran dengan penambahan lampu stadion di tahun 1996-1997. Proyek ini memakan biaya 2 Miliar rupiah dan baru selesai ketika Persema menjamu Persipura di tahun 1997. Tiang dan lampu ini sampai sekarang masih digunakan di Stadion Gajayana. Selepas berakhirnya walikota H. Soesamto di tahun 1998 nyaris tidak ada proyek lagi berkaitan dengan Stadion Gajayana.

Di era kepemimpinan walikota Suyitno, Arema dan Aremania beberapa kali melayangkan permintaan untuk pemugaran Stadion untuk penambahan kapasitas penonton. Kapasitas tempat duduk yang sebesar 17ribu tersebut tidak cukup menampung massa dan seringkali penonton meluber hingga sentelban. Di sepanjang kompetisi kondisi ini jamak terjadi ketika Arema bertanding. Untungnya PSSI tidak memberikan sanksi ketika itu karena tiadanya peraturan yang mengatur tentang luberan penonton didalam pertandingan.
Asa sempat menyeruak tatkala walikota berikutnya, Drs. Peni Suparto memberikan janji untuk memperbesar kapasitas stadion dimana kondisi tribun ekonomi yang semula 10trap menjadi 14trap. Perbesaran kapasitas ini memungkinkan Stadion memiliki daya tampung hingga lebih dari 22ribu penonton.

Sayangnya janji tersebut tidak dapat direalisasi dengan alasan sama dengan yang sebelumnya, keterbatasan dana. Sampai adanya Mall Olympic Garden (MOG) yang pembangunannya sepaket dengan pemugaran stadion Gajayana dan penambahan kapasitas tribun hingga diatas 30ribu penonton. Agaknya peran swasta tidak dapat dilepaskan dari pembangunan Stadion Gajayana. Tanpa peran Sam Ikul dan lainnya Stadion ini tidaklah semenarik seperti yang sekarang kita saksikan. Ditunggu kiprah dan sumbangsih Persema dan Ngalamania nantinya untuk melestarikan Stadion Gajayana ini.

Pada akhirnya, buku yang sangat inspiratif ini adalah bacaan wajib bagi sipapun yang mengaku Arema, Aremania dan Aremanita. Karena dengan membaca buku ini kita lebih tau tentang sejarah dan menghargainya. Bukan cuma bisa konvoi-konvoi, atau nyanyi rasis jelek-jelekin supporter  kota sebelah.

AREMA NEVER DIE !!!
(dari berbagai sumber)

0 komentar:

KEMBALI PADA JALUR JUARA

20.20 [Ai] Arema Indie 0 Comments

Klasemen Sementara ISL 2010/2011
DIAWAL putaran kedua kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 persaingan di papan atas semakin ketat. Ditandai dengan munculnya kuda hitam yang menyodok ke atas, juga tim besar mulai menemukan form nya dan tim unggulan yang tetap konsisten dengan permainannya sehingga poin yang tipis membuat papan atas semakin sesak.

Dengan modal banyak duit, suporter fanatik atau nama besar ternyata ga cukup untuk membuat sebuah tim bertengger di papan atas. Tapi yang dibutuhkan adalah konsentrasi dan konsistensi. Seperti kata Rene Albert musim lalu, "We just concentrated, in match per match. Then we can talk about champion." Adalah konsentrasi sekarang ke pertandingan sekarang, lalu besok konsentrasi ke pertandingan besok dan tetap konsisten pada permainan dilapangan daripada mikirin non teknis, itulah yang membuat Arema juara musim lalu.

Saat ini posisi Arema melorot ke posisi 6 klasemen sementara dengan 26 poin hasil 16 kali bertanding terpaut 12 poin dari pemuncak klasemen Persipura dengan 38 poin dari 16 tanding, salah satu unggulan juara musim ini. Disusul Persija dengan 32 poin dari 17 kali tanding, yang sejak ditangani Rahmad Darmawan semakin konsisten dengan permainannya, palagi sejak berhasil mepecundangi musuh bebeyutan Persib Bandung di Jalak Harupat hingga membuat moral anak-anak Persija lagi tinggi-tingginya. Walaupun. langkahnya agak tersendat ketika ditekuk tuan rumah Persijap 4-1 sore tadi tetap tak mengurangi potensi Macan Kemayoran sebagai rival dalam merebut tahta Juara.

Bahkan Miroslav Janu mengakui bahwa Persija lebih berbahaya dari Persipura karena catatan kemenangan tandangnya lebih banyak daripada Mutiara Hitam. “Persija ini bahaya, posisinya sekarang paling bagus. Mereka sudah plus 11, Arema di posisi dua. Persija bisa lebih konsentrasi karena tidak ikut kompetisi lain, seperti Arema, Persipura dan Sriwijaya FC,” sebut Miro. Dan berikutnya adalah Semen Padang, promosi dari divisi utama musim ini langsung menjadi kuda hitam, banyak mencuri poin di kandang lawan sehingga mampu menyodok papan atas.





Head to Head Arema Indonesia FC Vs Persiba Balikpapan
Jalur Juara
Arema harus bangkit dan melupakan kekalahan-kekalahan kemarin dan lebih konsentrasi melawan musuh berikutnya agar tetap berada di jalur juara. Adalah Persiba Balikpapan musuh berikutnya bakal menjamu Arema di Stadion Persiba, di Stadion Komplek Pertamina Parikesit, Balikpapan. Saat ini Persiba bertengger di posisi 11 klasemen sementara dengan 19 poin dari 16 kali tanding. Dan catatan dua pertandingan terakhir tim Beruang Madu (julukan Persiba), di bantai 5-1 saat tandang ke markas Persija dan mampu menahan PSPS dikandangnya dengan skor 1-1.

Dua Pertandingan Terakhir Arema dan Persiba

Bertemu Persiba juga menghadirkan memori buruk musim lalu, ketika itu hanya Persiba lah yang mampu mengalahkan Arema baik di pertandingan Away maupun Home. Namun ketika pertemuan pertama musim ini di Kanjuruan, tampaknya memori itu ga terlalu berarti bagi punggawa Singo Edan dan malah berhasil menceploskan 3 gol tanpa balas ke gawang Persiba dihadapan ribuan Aremania, Januari lalu.

Bagi Arema sebenarnya bukan ga mungkin dapat 3 poin di kandang Beruang Madu, karena Persiba bukan tim yang konsisten walaupun main dikandang. Balikpapan sempat ditahan Semen Padang dan kalah dari Persija saat main dihadapan suporternya Balistic. Palagi Arema bakal didukung oleh Arema Borneo yang jumlahnya ga sedikit disana. Tiga poin merupakan harga mati, jika Arema tetap ingin tetap bersaing di papan atas dan tetap di Jalur Juara. Hal inilah jg diamini oleh Janu. Menurutnya demi menjaga peluang bersaing di papan atas, harus bisa curi poin di kandang Persiba. Minimal imbang, sekaligus harus memetik kemenangan saat melakoni laga kandang menghadapi Sriwijaya FC, 27 Maret nanti.

Menang di kandang itu biasa, tapi menang di luar kandang sebanyak-banyaknya yang membuat suatu tim jadi Juara.

Salam Satu Jiwa

0 komentar:

MENANTI MOMEN KEBANGKITAN SINGO EDAN

20.36 [Ai] Arema Indie 0 Comments

KEKALAHAN skuad Singo Edan dalam empat pertandingan berturut-turut ga mudah diterima bagi para punggawa Arema maupun Arremania, palagi ketika Arema jadi pesakitan di kandang sendiri, Stadion Kanjuruan Kabupaten Malang, dengan 4 gol tanpa balas saat menjamu Jeonbuk Hyundai Motors dalam laga lanjutan Liga Champion Asia.

Sebelumnya, Arema harus kalah dari Cerezo Osaka saat tandang di Jepang. Namun kala itu Arema cukup memberikan perlawanan hingga merepotkan pemain Osaka,  dan banyak kalangan cukup memberikan apresiasi kepada anak-anak Arema karena sanggup membanggakan nama Indonesia walaupun kalah. Tapi episode positif itu ga berlanjut pada pertandingan berikutnya. Arema malah dibantai di Jaya pura dengan skor yang cukup menyakinkan 6-1 saat dijamu Persipura. Bahkan di Wamena, Arema juga harus mengakui kehebatan tim tuan rumah saat kalah 1-0, padahal anak-anak Arema mampu menang pada musim lalu.

Terlepas dari banyaknya faktor non teknis yang mempengaruhi mental bertanding, nyatanya Arema seharusnya bisa lebih dari itu. Dan inilah waktunya bangkit, karena faktor non teknis yang selama ini menjadi momok dah berakhir. Dan satu hal lagi, yaitu hadirnya sponsor baru yang bakal menambah warna jersey Arema. Surabaya Post, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan media, dengan nilai kontrak 2 milyar. Dengan demikian para pemain dapat lebih konsentrasi kepada pertandingan daripada mikirin hal non teknis.

Selalu Bangkit
Arema, memang tim yang tak lepas dari masalah-masalah sejak kehadirannya di jagad persepakbolaan Indonesia. Dari masalah klasik yaitu masalah dana, alih oper kepemilikan, rusuh, dihukum komdis, dan banyak masalah lainnya lagi. Namun Arema adalah tim dengan nama besar dengan pengikut setia yang tak kalah besarnya yang selalu mengikuti dan membelanya, yaitu Aremania. Apapun masalahnya, Arema selalu bangkit kembali dan menjadi lebih baik. Seperti saat Arema terdegradasi ke Divisi I dari Divisi Utama pada tahun 2003, Arema tampil sebagai Kampiun Divisi I ditahun berikutnya dan naik ke Divisi Utama. Sekembalinya Arema di Divisi Utama, Singo Edan tampil lebih baik menjadi tim yang diperhitungkan dengan menjuarai Copa Indonesia di 2005-2006.

Itulah Arema, ga kan pernah mati. Ga bakal mati apalagi selama ada Aremania dibelakangnya yang selalu mendukungnya. Fakta membuktikan, Arema punya problem yang hampir sama dengan musim lalu. Tapi Arema malah menjadi Juara saat orang lain berpikir Arema ga bisa juara ditengah krisis finansial yang dideranya.

BANGKIT AREMA!
BANGKIT AREMANIA!
IN LOSE PR WIN, TILL THE END
WE WILL STAY BEHIND YOU!!!

Salam Satu Jiwa

0 komentar:

BELAJAR DARI KEKALAHAN

02.17 [Ai] Arema Indie 0 Comments


Anti Klimaks,  itulah gambaran perjalanan Arema dari berjibaku di Osaka Jepang hingga tour maut di Tanah Papua dan menjamu tim tangguh dari negeri Gingseng, Jeonbuk Hyundai Motors, Tim Juara LCA 2009, juga tim yang pernah menghantam wakil Indonesia, Persipura 8-0 di Jeonju Korea saat LCA 2010.

Berbagai hal ga enak dialami Tim Singo Edan, dari absennya beberapa pemain karena ditarik Timnas, molornya pembayaran gaji, ampe mogok bermain hingga nyaris keluar dari tim. Namun, saat segalanya mulai membaik, dari beresnya urusan gaji, kembalinya pemain yang berlaga di Timnas, hingga Saweran Aremania tak mampu memberikan hasil yang positif pula. Padahal harapan Aremania sedang membumbung tinggi untuk melihat tim kesayangannya meraih 3 poin di Kanjuruan. Apa yang bisa dikata, segala trend positif itu ga mampu membohongi dimana sebenarnya letak level Jeonbuk dan dimana letak level Arema.

Bermodalkan pemain pengganti dan beberapa pemain inti, bahkan minus striker andalan Timnas Korsel, Lee Dong Gook, Jeonbuk secara perkasa, menggelontor gawang Kurnia Meiga dengan 4 gol tanpa balas. Padahal klo dilihat secara permainan dibabak pertama, Arema mampu mengimbanginya walaupun sulit untuk mencetak gol. Namun saat babak kedua, terlihatlah perbedaannya. Mana tim yang dipersiapkan dengan matang, mana tim yang persiapan seadanya. Banyaknya peluang yang terbuang dan salah-salah pasing menunjukkan semua itu.

Tim sekelas Jeonbuk Hyunday Motors, datang jauh-jauh hari ke Malang dengan penuh persiapan. Saat anak-anak Jeonbuk berlatih dan menonton video pertandingan Arema, pemain-pemain Arema disibukkan dengan hal-hal non teknis. Mikirin kapan gajian, ngadain rapat-rapat, padahal esoknya harus bertanding.
Dengan persiapan yang kurang berlaga di kompetisi selevel Champion Asia, Arema dihukum dengan 4 gol oleh anak-anak Jeonbuk dihadapan Aremania.

Namun, jalan masih panjang. Dan kekalahan hari ini adalah pelajaran buat semua, Arema, Manajemen dan Aremania, supaya hal-hal non teknis yang bisa mempengaruhi daya juang pemain harus dihilangkan. Dengan pembenahan manajemen lebih baik, supaya krisis yang sama ga berulang-ulang. Dan juga buat Aremania, harus bisa belajar menerima kekalahan, baik dikandang maupun diluar,

Semua harus belajar dan dibenahi, semoga kedepan Arema dapat kesempatan melawan tim dengan level-level Asia lagi tanpa harus terganggu hal-hal non teknis. Dan percayalah, jika saat itu tiba, Arema akan menerkam semua lawan-lawannya.

Salam Satu Jiwa

0 komentar:

THIS IS START

15.15 [Ai] Arema Indie 0 Comments

Cuaca di Bogor semakin hari semakin panas. Pada hari ini, Ayas coba mulai postingan pertama blog ini, Bismillah.

Hari ini, Rabu, 16 Maret 2011. Arema bakal melakoni laga home pertamanya menjamu Jeonbuk Hyunday Motors dalam ajang Liga Champion Asia Hari ini terasa penting karena ada banyak hal yang mengiringi laga ini. Dari kisruh telatnya gaji, yang berimbas ampe pemain mogok dan mengancam memboikot ga mau bermain dan nyaris keluarnya pemain sayap Andalan Arema yang bersinar tahun lalu, M Fakhrudin. Hingga kekalahan beruntun Arema dari Jepang hingga Bumi Papua.

Namun, kekalahan demi kekalahan dah terlewati. Dan masalah kisruh telat gaji dah menemui kesepakatan antara pemain dan manajemen. Bagai pertanda baik, mungkin skuad Singo Edan bisa menang melawan Jeonbuk Hyunday Motors, yang konon adalah lawan tertangguh di Grup G Liga Champion Asia seperti diakui Janu sendiri.

Jika kemarin Arema menyandang status Singa yang terluka, hari ini Arema  adalah Singa yang siap tempur. Pantang nyerah hingga peluit tanda game berakhir ditiup. Maju terus Singo Edan ku.

Salam Satu Jiwa

0 komentar: